Waspadai Kematian Mendadak, Ini Saran dari Dokter Jantung

- Kematian mendadak sulit diprediksi secara medis, dan penyebabnya tidak selalu masalah pada jantung.
- Kematian mendadak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, terutama yang berkaitan dengan fungsi vital tubuh.
- Untuk mencegah kejadian tragis seperti kematian mendadak, deteksi dini menjadi langkah krusial. Penting untuk melakukan medical check-up secara berkala, terutama bagi individu yang berusia 40 dan 50 tahun ke atas.
Kematian mendadak sering kali mengejutkan dan menyisakan banyak pertanyaan, terutama ketika menimpa seseorang yang tampak sehat dan bugar. Fenomena ini tidak hanya menjadi perhatian masyarakat umum, tetapi juga kalangan medis.
Kematian mendadak merupakan kondisi yang secara medis sulit diprediksi dan bisa terjadi pada siapa saja, baik tua maupun muda. Bahkan, ini bisa terjadi pada individu yang terlihat dalam kondisi prima.
Untuk membahas topik ini lebih lanjut, IDN Times menghadirkan dr. Victor Bandana SpJP, FIHA, AIFO-K, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dalam program Health Talk yang disiarkan langsung di Instagram @idntimes pada Rabu (28/5/2025).
1. Kematian mendadak sulit diprediksi secara medis

Menurut dr. Victor, kematian mendadak bisa muncul tanpa ada tanda-tanda medis yang jelas sebelumnya. Dokter juga bisa kesulitan dalam menemukan penyebab pasti dari kematian mendadak.
Meskipun terlihat sehat dan aktif, tetapi seseorang bisa saja mengalami henti napas atau henti jantung secara mendadak.
Contoh kasusnya termasuk individu yang tengah berolahraga atau sedang berbicara di depan umum, lalu tiba-tiba kolaps dan meninggal setelah dievaluasi.
"Jadi biasanya kematian ini bisa karena beberapa hal, tidak hanya karena satu penyebab, bisa karena penyebab-penyebab yang lain juga dan ini tidak bisa kita prediksi," dr. Victor menerangkan.
2. Beragam penyebab kematian mendadak

Kematian mendadak, menurut dr. Victor, bisa disebabkan oleh berbagai faktor, terutama yang berkaitan dengan fungsi vital tubuh.
Dari sisi jantung, dua penyebab utama adalah serangan jantung dan gangguan irama jantung atau aritmia. Dua masalah ini bisa terjadi tanpa gejala sebelumnya.
Selain itu, penyebab lain juga bisa berasal dari sistem saraf, seperti stroke perdarahan yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kerusakan fatal.
Pada anak-anak, kasus seperti tersedak benda asing juga bisa menjadi pemicu kematian mendadak karena terhambatnya jalan napas dan penurunan kadar oksigen drastis.
Ini menunjukkan bahwa kematian mendadak tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan dapat terjadi karena berbagai kondisi medis.
"Jadi kurang lebih ada beberapa penyebab yang bisa menyebabkan kematian mendadak, tidak hanya selalu penyebabnya karena jantung," jelas dr. Victor.
3. Pentingnya deteksi dini melalui medical check-up

Untuk mencegah kejadian tragis seperti kematian mendadak, deteksi dini menjadi langkah krusial. Dokter Victor menekankan pentingnya melakukan medical check-up secara berkala, terutama bagi individu yang berusia 40 dan 50 tahun ke atas.
Pemeriksaan ini setidaknya dilakukan satu kali untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kondisi metabolisme. Ini juga berguna untuk mendeteksi kemungkinan gangguan kesehatan sejak dini.
Meskipun hasil pemeriksaan mungkin menunjukkan kondisi tubuh yang baik, tetapi rutinitas medical check-up tetap penting. Ini karena tubuh sering kali tidak memberikan sinyal jelas sebelum terjadi gangguan serius.
Menunda pemeriksaan hingga munculnya gejala bisa berisiko tinggi, karena saat gejala dirasakan, penyakit bisa jadi sudah dalam tahap lanjut.
"Jadi jangan sampai kita tunggu ada gejala muncul baru kita periksa kesehatan, tapi baiknya kita cegah dulu. Jangan sampai yang tadinya gangguannya ringan dibiarkan lama-lama jadi berat," ungkapnya.
Memahami risiko kematian mendadak dan melakukan langkah preventif bisa memberi kamu peluang untuk mencegahnya. Dengan melakukan deteksi dini melalui medical check-up, masyarakat bisa lebih waspada terhadap kondisi kesehatan yang tersembunyi.