5 Obat yang Bisa Memicu Vagina Kering, Perhatikan sebelum Konsumsi

Kekeringan pada vagina atau juga disebut dengan vaginal dryness adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jaringan di vagina tidak terhidrasi dengan baik. Kondisi tersebut dapat mengurangi tingkat pelumasan area genital. Akibatnya, bisa menyebabkan beberapa gangguan seperti nyeri saat duduk, olahraga, maupun saat berhubungan seksual.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan vagina kering. Salah satunya adalah konsumsi obat-obatan tertentu. Nah, berikut ini deretan obat yang bisa memicu kondisi vagina kering. Simak sampai tuntas, ya!
1. Antihistamin

Antihistamin adalah obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengobati gejala alergi. Terkadang, obat ini juga ditemukan pada banyak formulasi obat flu. Antihistamin bekerja dengan mengeringkan selaput lendir di hidung sehingga dapat meredakan pilek, mata berair, hingga bersin.
Namun penting untuk diperhatikan bahwa antihistamin juga dapat mengeringkan selaput lendir di vagina. Menurut penjelasan dokter Alyssa Dweck, seorang obgyn yang berbasis di New York, Amerika Serikat, antihistamin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Hal ini bisa menyebabkan aliran dan sekresi darah ke seluruh tubuh menurun. Ketika aliran dan sekresi darah dalam tubuh menurun, ini juga bisa menurunkan tingkat kelembapan dan mengurangi lendir di seluruh tubuh, termasuk vagina.
2. Dekongestan

Saat mengalami hidung tersumbat, obat dekongestan sering kali direkomendasikan untuk mengatasinya. Obat ini bekerja dengan mempersempit pembuluh darah dan mengecilkan jaringan yang bengkak yang menyebabkan hidung tersumbat. Akan tetapi, efek tersebut juga bisa menyebabkan kekeringan pada cairan vagina sehingga menyebabkan vagina kering.
Jika kamu sedang mengkonsumsi obat dekongestan dan mengeluhkan masalah vagina kering, mungkin obat ini adalah pemicunya. Kamu bisa beralih mencoba dekongestan alami untuk mengatasinya. Misalnya, mandi air hangat atau minum minuman hangat.
3. Antibiotik

Antibiotik adalah jenis obat yang diresepkan untuk mengatasi kondisi akibat infeksi bakteri. Ini meliputi radang tenggorokan, infeksi saluran kemih, infeksi telinga tengah, faringitis streptokokkus, abses kulit atau impetigo, atau pneumonia bakterial. Sayangnya, penggunaan obat ini juga berisiko menyebabkan vagina kering.
Penggunaan antibiotik memiliki efek samping kandidiasis vagina. Ini terjadi karena antibiotik dapat mengganggu keseimbangan jumlah bakteri baik di area vagina, yang justru dapat memicu pertumbuhan jamur berlebih. Pertumbuhan jamur inilah yang menyebabkan kandidiasis dan memicu ketidaknyamanan dan kekeringan pada vagina.
4. Antidepresan

Ada banyak jenis antidepresan. Beberapa yang paling umum diresepkan adalah SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) dan SNRI (serotonin norepinefrin reuptake inhibitor). Kedua jenis antidepresan ini sama-sama bekerja untuk meningkatkan hormon serotonin yang dapat mengatur suasana hati dan membuat bahagia.
Di sisi lain, SSRI dan SNRI dilaporkan juga memiliki efek samping seksual. Pada perempuan, antidepresan ini dapat menurunkan pelumasan di area genital dan menyebabkan kekeringan vagina. Di mana kondisi ini pada akhirnya juga memengaruhi kualitas hubungan seksual, seperti menurunkan gairah seks atau nyeri saat berhubungan intim.
5. Obat yang memengaruhi kadar hormon estrogen

Estrogen adalah hormon yang menjaga pelumasan, elastisitas, dan ketebalan vagina. Sayangnya, obat-obatan tertentu dapat memengaruhi kadarnya sehingga menyebabkan kekeringan pada vagina. Laman The American College of Obstetricians and Gynecologist menjelaskan bahwa kadar estrogen yang rendah dalam tubuh dapat menyebabkan penipisan, kekeringan, hingga peradangan di dinding vagina.
Beberapa obat yang dapat memengaruhi estrogen dan berdampak menyebabkan vagina kering, termasuk:
- Pil KB: Pil KB dapat menyebabkan fluktuasi hormon dan ketidakseimbangan rasio estrogen/progesteron sehingga menurunkan pelumasan vagina. Secara khusus, alat kontrasepsi hormonal dapat menghasilkan protein yang bisa mengikat kelebihan estrogen sehingga mengeluarkannya dari aliran darah.
- Obat kanker: Obat-obatan seperti Tamoxifen dan Evista yang digunakan dalam pengobatan kanker dapat memblokir reseptor estrogen. Pemblokiran ini dapat menurunkan kadar estrogen dan menurunkan pelumasan vagina.
- Kemoterapi dan radiasi untuk kanker juga dapat menurunkan produksi estrogen sehingga dapat menyebabkan kekeringan pada vagina.
- Pengobatan endometriosis: obat-obatan seperti Synarel (nafarelin) atau Lupron (leuprolide) dapat mengganggu produksi estrogen. Pada akhirnya, ini juga dapat menyebabkan penurunan pelumasan area genital perempuan dan menyebabkan kekeringan.
Kekeringan pada vagina akibat obat-obatan merupakan kondisi yang bersifat sementara. Artinya, kondisi bisa kembali normal ketika kita menghentikan konsumsinya. Penggunaan pelumas vagina yang tidak mengiritasi biasanya direkomendasikan untuk mengatasi kondisi ini. Selain itu, sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter saat mengalami ketidaknyamanan selama konsumsi obat-obatan tertentu.
Referensi
Health. Diakses pada Mei 2024. 5 Medications That Can Lead To Vaginal Dryness.
Verywell Health. Diakses pada Mei 2024. Medications That Cause Vaginal Dryness.
The American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada Mei 2024. Experiencing Vaginal Dryness? Here's What You Need to Know.
John Hopkins Medicine. Diakses pada Mei 2024. Antibiotics: When Do We Really Need Them?.
WebMD. Diakses pada Mei 2024. Decongestants.
Bonafide. Diakses pada Mei 2024. Sexual Side Effects of Antidepressants.