Passion vs Karier: Mana yang Lebih Relevan untuk Gen Z dan Milennial?

- Menentukan karier: ikuti passion atau fokus pada income dan profit?
- Keseimbangan antara passion dan profesi untuk kepuasan hidup individu
- Survey IDN Times menggali pandangan Gen Z dan Milennial terkait karier dan passion. Isi surveinya di https://s.id/SurveiIDNTimes
Pernahkah kamu menghadapi dilema saat menentukan career path di masa depan? Ingin mengikuti passion, namun benefit yang didapatkan kurang sesuai harapan? Jika mengikuti pekerjaan dengan benefit besar, merasa pekerjaan yang dilakoni tak sesuai minat dan bakat?
Menentukan jalur karier di usia muda menjadi keputusan yang besar karena akan sangat berpengaruh pada hidup di masa mendatang. Banyak orang menghadapi dilema seperti harus mengejar impian dan mengabaikan income yang didapat atau sebaliknya, fokus pada profit yang diterima tanpa memusingkan pekerjaan yang tak sesuai passion.
Karier yang ideal mungkin dapat didefinisikan sebagai kombinasi antara passion dan kemampuan profesional. Merujuk pada konsep hidup orang Jepang 'IKIGAI', passion merupakan sesuatu yang kita cintai didukung kemampuan yang dimiliki sehingga kita merasa bahagia saat melakukannya. Sementara profesi merujuk pada kemampuan yang kita kuasai dan mendatangkan pendapatan.
Menemukan keseimbangan antara passion dan profesi akan mengantarkan pada kepuasan hidup bagi individu. Sayangnya, untuk mencapai keseimbangan itu, diperlukan waktu dan usaha yang besar. Belum tentu semua orang bisa mencapai hal tersebut dengan mudah. Lantas, mana yang sebaiknya diutamakan? Apakah mengikuti passion atau karier?
1. Apakah mengejar passion masih relevan atau keputusan untuk menjalani pekerjaan yang tak sesuai passion terkesan lebih realistis?

Sebagian orang memanfaatkan pekerjaan mereka sebagai kesempatan untuk merealisasikan hobi, minat, ataupun bakat dalam dunia profesional. Orang yang memilih untuk mengejar passion, memandang pekerjaan adalah suatu panggilan untuk mewujudkan impian sejak lama.
Bagi mereka, pekerjaan merupakan ruang untuk berkarya sehingga memberikan tujuan, motivasi intrinsik yang memungkinkan mereka membuat dampak besar bagi dunia di sekitar. Orang dengan passion tinggi, juga menilai pekerjaan jadi bagian dari identitas diri dan sumber kepuasan.
Sementara orang yang tidak mengutamakan passion dalam berkarier, utamanya cenderung mengejar income dan stabilitas untuk mencapai tujuan personal. Mereka yang lebih mengedepankan profesi atau karier, cenderung mengedepankan work life balance dengan memisahkan urusan profesional dengan hobi atau kesukaannya.
Mereka menghidupkan imipian dengan berusaha mencapai financial independence. Karier baginya merupakan ranah profesional yang ditujukan untuk mendapatkan income secara maksimal demi mendukung pencapaian personal seperti support untuk keluarga, mendorong hobi, serta merealisasikan ketertarikan di luar pekerjaan.
Gen Z dan Milennial kemungkinan banyak yang dihadapkan pada pilihan untuk mempertahankan salah satu saja, antara karier atau passion di usia ini. Dilema akan kedua hal tersebut banyak dihadapi pada fase yang sering dianggap Quarter Life Crisis (QLC) atau krisis kehidupan seperempat abad. Apakah kamu juga merasa tengah mengalami hal serupa?
2. IDN Times melakukan survei untuk mengeksplorasi pandangan Gen Z dan Milennial terkait passion versus karier

Menanggapi fenomena di dunia profesional, tim IDN Times dari kanal Life, melakukan survei untuk mengeksplorasi pandangan Gen Z dan Milennial menyangkut keputusan terhadap karier dan passion mereka. IDN Times akan menggali lebih dalam mengenai keputusan kedua generasi. Apakah bagi mereka mengejar passion masih relevan atau keputusan untuk menjalani pekerjaan yang tak sesuai passion terkesan lebih realistis?
Kami juga berusaha mengeksplorasi pandangan antar generasi yang telah melalui krisis seperempat abad dengan orang-orang yang masih terjebak dalam fase ini. Perbedaan perspektif akan memberi insight untuk setiap individu serta memperluas pandangan dan membantu mengambil keputusan di ranah profesional.
3. Yuk, bantu kami mengisi survei dan bagikan pengalamanmu untuk memberi dampak positif yang lebih luas di masyarakat!

Kami mengajak Gen Z dan Milennial dari usia 18 tahun ke atas untuk berbagi pandangan mereka dalam menghadapi QLC terkait karier. Pasalnya, QLC tidak selalu dialami di pertengahan usia 20-an saja.
Maka dari itu, perspektif setiap individu dapat sangat berbeda. Kami menghargai setiap pendapat agar survei yang kami lakukan dapat memberikan keberagaman pandangan bagi masyarakat luas.
Bagi teman-teman yang mengalami keresahan serupa, kami mengajak kalian untuk membagikan pengalaman tersebut melalui link: https://s.id/SurveiIDNTimes. Nantinya, kami akan menghasilkan artikel long form dengan grafis yang menarik untuk memudahkan penyebarluasan informasi.
Artikel survei ini juga akan menghadirkan pandangan dan pengalaman responden dari kedua sisi untuk mengutamakan keberimbangan dalam informasi kami. Long form article ini juga akan menyertakan pandangan ahli serta sumber data pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Harapannya, artikel ini akan memberi edukasi dan insight yang menyeluruh bagi masyarakat luas.
Yuk, bantu IDN Times mengisi artikel ini! Kamu bebas menuliskan pandangan dan keresahanmu terkait QLC dalam hal karier. Sebagai gambaran, kamu juga bisa membaca hasil survei yang telah kami buat sebelumnya. Berikut beberapa di antaranya: