Merapat di Tanjung Priok, Ini 5 Fakta Kapal Layar Rainbow Warrior

Jakarta, IDN Times - Kapal layar kenamaan dunia, Rainbow Warrior, merapat dan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak Senin (23/4).
Rainbow Warrior sejatinya sudah hadir di Indonesia sejak Maret 2018 silam. Namun mereka terlebih dahulu berlayar ke perairan Papua dan Bali sebelum merapat ke Tanjung Priok. Jakarta menjadi persinggahan terakhir Rainbow Warrior di Indonesia.
Dari Indonesia, Rainbow Warrior akan bertolak ke Singapura dan Malaysia. Kapal ini akan mengakhiri pelayarannya di Phuket, Thailand.
1. Kapal generasi ketiga

Rainbow Warrior merupakan satu dari tiga kapal milik Greenpeace. Kapal yang 80 persen dalam pelayarannya mengandalkan kekuatan angin ini merupakan salah satu kapal layar kebanggaan Greenpeace.
Rainbow Warrior yang kini berlayar merupakan generasi ketiga dari keluarga Rainbow Warrior. Generasi pertamanya ditenggelamkan oleh Prancis di perairan Selandia Baru saat mencoba menggagalkan percobaan bom nuklir di Selandia Baru.
Kapal generasi Rainbow Warrior generasi kedua kini sudah tak lagi melaut. Kapal itu diberikan untuk kegiatan Charity dan kini digunakan sebagai rumah sakit apung di Bangladesh.
2. Dibuat di Jerman namun berbendera Belanda

Saat berjalan ke daerah deck belakang yang juga merupakan helideck dari kapal ini, bisa terlihat ada bendera Belanda yang berkibar. Kapal layar ini merupakan kapal Belanda.
Menariknya, meski berbendera Belanda kapal layar ini nyatanya tidak dibuat di negeri kincir angin itu. Rainbow Warrior dibuat di Jerman. Buatan Jerman tapi berbendera Belanda berlayar keliling dunia, keren kan?
3. Kapal layar dengan followers terbanyak

Leonard Simanjuntak, selaku Country Manager of Greenpeace Indonesia mengatakan bahwa Rainbow Warrior merupakan salah satu kapal layar paling ternama di dunia. Kapal layar ini sudah mengarungi samudera banyak negara.
Leo, begitu Leonard biasa disapa, mengatakan Rainbow Warrior menjadi salah satu kapal layar yang sudah mendunia. "Sebagai kapal dengan followers terbanyak," tutur Leo. Kapal ini tidak hanya sekedar berlayar namun juga melakukan kampanye untuk melindungi bumi.
4. Berlayar sampai ke kutub utara dan selatan

Saat ditanya titik terjauh dari perjalanan pelayaran yang sudah dilakukan Rainbow Warrior, jawaban santai Leo membuat kagum. "Kalau berlayar sampai ke kutub utara dan selatan juga sampai," kata Leo.
Meski demikian, jangan salah, Rainbow Warrior ini hanya kuat berlayar di perairan es, bukan menjadi kapal pemecah es. Untuk kapal pemecah es sendiri Greenpeace punya kapal sendiri yang diberi nama Artic Sunrise.
5. Awak kapal dengan ragam kewarganegaraan

Ada sekitar 17 orang yang terdaftar sebagai awak kapal dari Rainbow Warrior dalam pelayarannya di tour Asia Tenggara. Dari 17 awak kapal, terdapat setidaknya 10 kewarganegaraan dan kerja sama di antara mereka terjalin dengan sangat baik.
Dengan keberagaman yang mereka miliki, kapal Rainbow Warrior berlayar dengan baik dan dengan kerja sama yang keren. Hal ini yang membuat kampanye Greenpeace dan pelayaran Rainbow Warrior menjadi hal tak asing di telinga masyarakat dunia.