Ada 2 Opsi Kurikulum Sekolah Rakyat, Bisa Standar Internasional

- Pemerintah menggagas sekolah rakyat untuk masyarakat miskin agar bisa menempuh pendidikan dengan dua opsi skema kurikulum
- Sekolah rakyat memerlukan 60 ribu guru, dengan rekrutmen baru dan distribusi guru yang sudah ada
- Anggaran per sekolah rakyat diperkirakan Rp100 miliar, tersedia untuk jenjang SD, SMP, dan SMA, ditujukan untuk siswa dalam kelompok desil 1 dan desil 2
Jakarta, IDN Times - Pemerintah sedang menggagas sekolah rakyat untuk masyarakat miskin agar bisa menempuh pendidikan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, mengatakan disiapkan dua skema kurikulum untuk sekolah rakyat.
Pertama, kurikulum sekolah unggul yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Kemudian, kurikulum merdeka yang saat ini diterapkan di sekolah-sekolah.
"Kalau sekolah unggul kan standar internasional kan, yang Sekolah Unggul Garuda itu. Tapi kalau kurikulum kami ya sama dengan yang berlaku di Indonesia saat ini," ujar Abdul Mu'ti di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/3/2025).
1. Butuh 60 ribu guru

Dalam kesempatan itu, Abdul Mu'ti mengatakan, sekolah rakyat nantinya membutuhkan 60 ribu guru. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan melakukan rekrutmen.
"Nanti mendistribusikan guru yang sudah ada atau rekrutmen baru, nanti masih proses yang panjang," kata dia.
2. Pemerintah akan anggarkan Rp100 miliar untuk masing-masing sekolah

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, mengatakan saat ini sudah ada 50 sekolah rakyat yang disiapkan.
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengatakan, anggaran per sekolah rakyat diperkirakan Rp100 miliar. Nantinya, sekolah rakyat itu tersedia untuk jenjang SD, SMP dan SMA.
"Tergantung kebutuhan masing-masing lokasi, rata-rata ya Rp100 miliar," kata Cak Imin.
3. Siapa yang akan belajar di sekolah rakyat?

Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Sekolah rakyat itu nantinya mulai dari jenjang SD, SMP dan SMP. Sekolah rakyat itu ditujukan untuk siswa dalam kelompok desil 1 dan desil 2.
Desil 1 itu adalah rumah tangga kelompok 10 persen terendah dan desil 2 merupakan rumah tangga kelompok 10-20 persen terendah. Dijelaskan Gus Ipul, kegiatan belajar-mengajar du sekolah rakyat rencananya dimulai pada tahun ajaran baru, 2025-2026.
"Ya kurang tiga bulan, Juli ini. Jadi yang saya sebut tadi itu memang secara sarana-prasarana sudah siap untuk digunakan. Memulai ya, memulai penyelenggaraan tahun 2025-2026," ujar dia.