Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Atasi Krisis Literasi, Kemendikdasmen Akan Digitalisasi Sekolah

Siswa-siswi SDN Tugurejo Semarang
Siswa-siswi SDN Tugurejo Semarang makan bareng dengan duduk melingkar di pelataran sekolah. (IDN Times/Dok SDN Tugurejo Semarang)
Intinya sih...
  • Pemerintah mengalokasikan Rp16,9 triliun untuk revitalisasi bangunan sekolah yang rusak, dengan porsi terbesar untuk Sekolah Dasar.
  • Pemerintah menganggarkan Rp5,3 triliun untuk pengadaan papan interaktif digital di 149.849 Sekolah Dasar di Indonesia.
  • Setiap sekolah akan mendapatkan papan interaktif digital sebagai media pembelajaran modern.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyoroti rendahnya tingkat literasi dan numerasi di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, Kemendikdasmen meluncurkan program masif yang berfokus pada perbaikan sarana prasarana serta penyediaan media pembelajaran digital.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap data survei Bank Dunia di awal tahun 2025 yang menunjukkan hanya 20,7 persen masyarakat Indonesia yang rutin membaca, serta temuan bahwa 75 persen anak Indonesia belum mampu memahami makna dari bacaan mereka.

Widyaprada Ahli Utama dari Direktorat Sekolah Dasar, Khamim, menyatakan bahwa data tersebut menjadi "PR besar" bagi dunia pendidikan.

"Jika kita melihat data terkait literasi numerasi dari survei World Bank awal 2025, sekitar 20,7 persen masyarakat Indonesia rutin membaca setiap hari, yang mengindikasikan minat baca masih rata-rata. Lebih mengkhawatirkan lagi, ditemukan ada 75 persen anak Indonesia bisa membaca tetapi banyak yang tidak memahami makna dari apa yang dibaca," ungkap Khamim di Workshop Diseminasi Sekolah Enuma Indonesia, Rabu (12/11/2025).

1. Revitalisasi bangunan sekolah rusak

Siswa-siswi SMA
Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di berbagai sekolah. (Dok. Kemendikdasmen)

Khamim menjelaskan, peningkatan mutu tidak akan tercapai tanpa sarana prasarana yang memadai. Oleh karena itu, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp16,9 triliun pada tahun ini untuk revitalisasi bangunan sekolah yang rusak.

"Sekolah Dasar mendapatkan porsi yang cukup besar, yaitu hampir Rp4,5 triliun. Mekanisme penyalurannya pun diubah, kini melalui komite satuan pendidikan untuk mendorong kepemilikan dan transparansi, tidak lagi dikontrakkan," jelasnya.

2. Digitalisasi melalui papan interaktif

Siswa-siswi belajar
Salah satu kegiatan HUT Binus School Semarang yang diisi dengan sosialisasi pembelajaran teknologi rekayasa. (IDN Times/Dok Humas Binus School Semarang)

Langkah kedua adalah modernisasi media pembelajaran melalui pengadaan papan interaktif digital. Pemerintah menganggarkan Rp5,3 triliun untuk program ini, yang ditargetkan menjangkau 149.849 Sekolah Dasar di Indonesia.

"Setiap sekolah akan mendapatkan papan interaktif digital. Peluncuran program ini bahkan sudah dilakukan oleh Bapak Presiden saat Hari Pendidikan Nasional dari sebuah SD di Bogor, dan akan ada peluncuran lanjutan," ujar Khamim.

3. Perkuat agen perubahan

IMG-20251112-WA0065.jpg
Widyaprada Ahli Utama dari Direktorat Sekolah Dasar, Khamim, di Workshop Sekolah Enuma/dok Enuma

Di luar intervensi fisik dan teknologi, Kemendikdasmen juga memperkuat program "Agen Perubahan" untuk mengakselerasi penyebaran praktik baik.

Di tingkat SD, program ini dikenal sebagai "Sahabat Sekolah Dasar" yang memberdayakan siswa kelas 4 dan 5 untuk menjadi teladan dan membantu menyebarkan semangat literasi kepada adik kelas dan sekolah lainnya.

"Kami berharap hasil dari penelitian dan workshop seperti ini dapat kami implementasikan kepada 80 sekolah percontohan pada tahun ajaran 2025-2026. Jika anak-anak agen perubahan ini kita bekali dengan baik, mereka bisa menularkan kebiasaan positif dan mempercepat peningkatan kemampuan literasi bagi sekitar 8 juta siswa SD kelas 1 dan 2," tambahnya.

4. Dorong keterampilan numerasi dan literasi dasar

Pembelajaran ekstra kulikuler animasi yang dilakukan di SD Al Azhar Cairo Palembang (Dok: Rahmat Prayuda)
Pembelajaran ekstra kulikuler animasi yang dilakukan di SD Al Azhar Cairo Palembang (Dok: Rahmat Prayuda)

The HEAD Foundation (THF) mendorong penggunaan Sekolah Enuma sebagai aplikasi pembelajaran digital (APD) untuk siswa, untuk melengkapi pembelajaran konvensional di sekolah.

“Kami melihat perhatian besar ditunjukkan oleh pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk memprioritaskan pendidikan anak usia dini. Pasalnya, keterampilan numerasi dan literasi dasar yang diperoleh sejak dini menentukan bagaimana seseorang belajar di kemudian hari. Jika pembelajaran digital dapat diterapkan secara efektif untuk meningkatkan inklusivitas dan kualitas pembelajaran anak usia dini, maka pendidikan dasar, menengah, dan tinggi juga akan menjadi lebih efektif di Indonesia,” kata Direktur THF CD Liang.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

Roy Suryo Cs Diperiksa sebagai Tersangka Kasus Ijazah Jokowi Hari Ini

13 Nov 2025, 09:21 WIBNews