Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bantah Komandoi Buzzer Jokowi, Moeldoko: Mari Bangun Situasi Enjoy

IDN Times/Teatrika Handiko Putri
IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menepis tudingan para buzzer pendukung Presiden Joko "Jokowi" Widodo, di bawah komando Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Moeldoko mengatakan, buzzer di media sosial tidak memiliki komandan sama sekali.

Bahkan, Moeldoko yang mengaku pernah bertemu dengan para buzzer mengingatkan mereka, agar lebih dewasa dan lebih menjaga emosi mereka.

"Ya waktu saya berkumpul dengan teman-teman, saya juga menyampaikan untuk kita bersifat lebih dewasa, lebih gak emosional," kata Moeldoko di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (3/10).

1. Moeldoko mengimbau agar ketegangan politik Pemilu 2019 tak lagi dibawa ke situasi sekarang

IDN Times/Teatrika Handiko Putri
IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Moeldoko mengingatkan situasi politik saat Pilpres 2019 jangan lagi dibawa ke dalam situasi sekarang, meski komunikasi para buzzer sempat terpolarisasi saat pemilu.

"Komunikasi yang sudah terpolar, jadi perlu memang masing-masing menyadari lah bagaimana membangun lagi situasi yang enjoy. Jangan politik diwarnai dengan tegang, (jangan) politik diwarnai dengan saling menyakiti. Menurut saya gak pas lah," kata dia.

2. Moeldoko menyebut saatnya buzzer untuk persaudaraan

IDN Times/Teatrika Handiko Putri
IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Mantan Panglima TNI itu mengatakan, apabila ada pihak yang ingin tetap berkicau di media sosial, tidak perlu saling menyerang. Dia berharap para buzzer sudah harus ditinggalkan.

"Menurut saya sih buzzer-buzzer itu harus ditinggalkan lah, kan pemilu juga udah selesai. Buzzer-buzzer persaudaraan. Kritik sih kritik, tapi tidak harus bukan buzzer-buzzer yang kadang-kadang gak enak juga didengar," ucap Moledoko.

3. Buzzer harus dikendalikan di kedua belah pihak

IDN Times/Teatrika Handiko
IDN Times/Teatrika Handiko

Moeldoko menjelaskan para buzzer memang dulunya adalah relawan atau pendukung yang fanatik saat pemilu 2019, sehingga mereka tidak bisa dikendalikan.

"Jadi memang buzzer-buzzer yang ada itu tidak dalam satu komando, tidak dalam satu kendali. Jadi masing-masing punya inisitiaf," tutur dia.

"Para buzzer itu tidak ingin idolanya diserang, idolanya disakitin, akhirnya masing-masing bereaksi. Ini memang persoalan kita semua, juga kedua belah pihak. Bukan hanya satu pihak, kedua belah pihak," lanjut Moeldoko.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us