Banyak Kader Golkar Inginkan Setya Novanto Diganti? Ketua DPP: Tidak Semudah Itu

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Partai Golkar, Andi Sinulingga, menanggapi usulan sejumlah pihak yang mengusulkan agar Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) diganti sebagai pimpinan.
Menurut dia, sejauh ini proses pergantian pimpinan partai membutuhkan waktu panjang, dan tidak semudah yang dibayangkan.
"Kita harus sampaikan bahwa proses apapun dalam partai politik butuh waktu. Percayalah banyak juga kader Golkar yang mengharapkan Pak Setnov diganti. Tapi tidak semudah itu," kata dia dalam diskusi di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu(18/11).

Andi mengatakan, saat ini partai berlambang pohon beringin ini masih berjalan seperti biasa. Adapun kekosongan pimpinan akan diambil alih oleh Ketua Harian dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar.
"Kekosongan kepemimpinan ini, diambil oleh Ketua Harian dan Sekjen, sama kok waktu pak Setnov pertama begitu juga. Ini biasa. Karena itu, kita gak merasa ini sesuatu yang serius bagi partai," ujarnya.
Meski demikian, Andi meyakinkan bahwa perkara dugaan korupsi yang menyangkut Setnov, tak akan menimbulkan gelojak di daerah. Sekalipun, Ketua DPR RI tersebut, dikeluarkan dari partainya.
"Di partai yang sangat hirarki seperti Golkar, tidak akan mungkin ada gejolak daerah. Juga tidak akan berpengaruh terhadap pilkada, ya," ujar Andi.

Alasannya, kata Andi, Pilkada sejatinya tidak berkorelasi positif terhadap DPP partai. Sebab, proses pemenangan calon ditentukan oleh para figur, bukan partainya.
"Rakyat tidak akan memilih parpol. Rakyat lihat figurnya. Tidak akan banyak pengaruh terhadap Pilkada," tegasnya.
Hal tersebut, lanjut Andi, juga berlaku untuk Pilpres dan Pileg. "Jadi apapun yang melekat pada partai tak akan berpengaruh signifikan," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla yang juga politikus senior Partai Golkar, mengusulkan adanya forum Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mengganti Setya Novanto sebagai ketua umum Golkar.
"Harus ada yang pimpin Golkar. Harus segera. Kalau tidak, masa kapten menghilang tidak diganti kaptennya?," ujar JK.
Seperti diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengumukan Setya Novanto sebagai tersangka dugaan korupsi KTP elektonik, Jumat (10/11) sore.
KPK juga berkali-kali meminta Setnov untuk hadir menjalani pemeriksaan, namun dia pun terus mangkir. Hingga akhirnya dirinya kecelakaan saat perjalanan untuk live di salah satu program Metro TV.