BKKBN: 35 Persen Penduduk Indonesia Biayai 65 Persen Lainnya

- 35% rakyat Indonesia membiayai 65% lainnya yang tidak mendatangkan fiskal, termasuk lansia. Bonus demografi menuntut perhatian lebih pada kelompok lansia agar tetap produktif.
- Negara harus hadir untuk para lansia dan memperhatikan nasib serta merawat mereka. Kemendukbangga/BKKBN sudah memiliki direktorat yang menangani lansia dan rentan.
Jakarta, IDN Times - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, mengatakan, sebanyak 35 persen rakyat di Indonesia ikut membiayai 65 persen rakyat lainnya yang tidak mendatangkan fiskal.
Oleh karena itu, ia berharap agar lansia di Indonesia bisa berdaya dengan kegiatan ekonomi dan psikologis yang mendukung kebahagiaan pada masa tua.
Dia mengatakan, bonus demografi saat ini mencakup peningkatan angka harapan hidup yang mencapai rata-rata 74 tahun untuk masyarakat Indonesia.
"Harapan hidup ini menuntut perhatian lebih pada kelompok lansia agar tetap produktif. Saat ini, 35 persen rakyat Indonesia membiayai 65 persen rakyat Indonesia yang tidak mendatangkan fiskal seperti ibu rumah tangga, pedagang-pedagang kecil. Itulah alasan kita terus berupaya agar para lansia juga tetap produktif dan bisa memperbaiki nasib mereka," ujarnya dalam keterangan pers, dikutip, Sabtu (25/1/2025).
1. Hingga usia tua sudah berkontribusi

Wihaji mengatakan, negara harus hadir untuk para lansia. Hal itu karena sampai usia 60 tahun lebih, mereka selalu berkontribusi untuk negara.
Dengan demikian, negara harus memperhatikan nasib para lansia dan harus bisa merawat mereka. Hal ini juga menjadi salah satu tupoksi yang dikerjakan oleh Kemendukbangga/BKKBN.
2. Sudah ada 1.107 Sekolah Lansia Tangguh (Selantang)

Dia mengatakan, Kemendukbangga/BKKBN sudah mempunyai direktorat yang menangani lansia dan rentan.
Bahkan sudah ada 1.107 Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Sekolah lansia ini pengembangan dari kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL).
Dia mengatakan, Selantang dapat membantu mereka jadi lebih mandiri, sehat, dan produktif.
Selain itu, dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku lansia, membekali lansia dengan keterampilan sosial, finansial, teknologi, dan berkontribusi aktif untuk lingkungan tempat tinggal dan keluarga.
3. Banten jadi pilot project program Lansia Berdaya

Kemendukbangga juga menunjuk Provinsi Banten jadi pilot project dalam program penanganan lansia bertajuk Lansia Berdaya. Program itu bakal diluncurkan pada Februari 2025 di Banten.
Sekretaris BKKBN, Budi Setiyono, mengatakan, program ini dibuat karena Indonesia sedang menuju pada proses aging population atau suatu situasi yang persentase jumlah penduduk lebih tua meningkat.
"Sementara persentase penduduk yang lebih muda menurun. Hal ini terjadi karena angka kelahiran Indonesia menurun sementara angka harapan hidup meningkat," ujar Budi.