BMKG Prediksi La Nina Berakhir di 2023, tapi Ada Potensi Bahaya Lain

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena La Nina berakhir pada pertengahan 2023. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan prediksi La Nina akan hilang pada pertengahan 2023 juga sudah dibahas dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
"La Nina saat ini dalam level lemah dan masuk 2023 semakin lemah, semakin lemah akhirnya netral," ujar Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/12/2022).
1. La Nina ada sejak 2020

Dwikorita menjelaskan, fenomena La Nina ada sejak 2020. Dengan adanya La Nina, mempengaruhi musim kemarau di Indonesia.
La Nina merupakan fenomena mendinginnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tengah dan timur.
"La Nina jadi netral sekitar Maret-April 2023," kata dia.
2. Ada potensi bahaya lain yang harus diperhatikan

Dalam kesempatan itu, Dwikorita mengatakan dengan netralnya La Nina, ada potensi lain yang harus diperhatikan. Salah satunya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sebab, ketika ada La Nina, kemarau di Indonesia bersifat basah. Artinya, meski sudah masuk musim kemarau, hujan masih bisa terjadi. Hal tersebut bisa menolong mencegah karhutla.
"Kalau curah hujan rendah, konotasinya kering. Sehingga, kami berkoordinasi dengan Ibu Siti Nurbaya (Menteri LHK) mulai disiapkan teknologi modifikasi cuaca, kalau terlambat, karhutla bisa terjadi Juni-September," kata dia.
3. Kebakaran hutan bisa meningkat seperti 2019

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan, dengan kemarau kering tersebut, potensi kebakaran bisa meningkat seperti 2019. Sebab, curah hujan di musim kemarau menjadi rendah.
"Potensi terjadinya Karhutla meningkat tahun lalu dibanding 3 tahun terakhir, lebih kering, mendekati kondisi kemarau di 2019," imbuhnya.