BPOM Sebut Ada 17 Kejadian Luar Biasa Keracunan MBG di 10 Provinsi

- BPOM mencatat 17 kasus keracunan MBG di 10 provinsi Indonesia, dipicu kontaminasi awal bahan pangan.
- Dapur MBG perlu dievaluasi dan diperbaiki karena sanitasi yang tidak higienis, BPOM akan memberikan pendampingan kepada petugas SPPG atau dapur umum MBG.
- Pemkot Bogor menetapkan KLB atas kasus keracunan MBG, dengan 223 korban siswa dari jenjang TK hingga SMA, penyelidikan epidemiologi masih dilakukan.
Jakarta, IDN Times - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mencatat 17 kejadian luar biasa kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Belasan KLB itu terjadi di 10 provinsi di Indonesia.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengungkapkan, kasus keracunan MBG di 10 provinsi ini dipicu karena adanya kontaminasi awal bahan pangan.
"Kita juga mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan akan bakteri seperti suhu, kondisi makanan, proses," kata Ikrar dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
"Contohnya ada beberapa makanan dimasak terlalu cepat sehingga lambat distribusikan sehingga menimbulkan kejadian luar biasa," sambungnya.
1. BPOM minta dapur MBG dievaluasi

Ikrar mengatakan keberadaan dapur MBG juga perlu dievaluasi dan diperbaiki karena banyak sanitasi yang tidak higienis.
"Kami jelaskan karena sebagian mungkin dapurnya itu perlu dievaluasi, perlu diperbaiki," kata dia.
Terkait temuan ini, Ikrar mengatakan, BPOM akan memberikan pendampingan kepada petugas SPPG atau dapur umum MBG.
"Badan POM berkomitmen untuk memberikan pendampingan pada petugas khususnya yang berhubungan dengan dapur," kata dia.
2. Keracunan di Bogor ditetapkan jadi KLB

Pemkot Bogor menetapkan kejadian luar biasa (KLB) atas kasus keracunan MBG yang terjadi di daerahnya. Wali Kota Bogor Dedie Rachim memastikan, seluruh biaya penanganan medis bisa ditanggung APBD. Pemkot juga berjanji memperketat pengawasan makanan.
"SOP-nya harus diperketat. Jangan dianggap sepele, ini sangat serius. Pemerintah Kota harus ikut serta terutama dalam penanganan medisnya,” ujar Dedie Rachim.
3. 223 siswa keracunan MBG di Bogor

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengungkapkan, setidaknya ada 223 korban siswa dari jenjang TK hingga SMA yang mengalami keracunan MBG.
Adapun, dari data tersebut, 45 orang harus menjalani rawat inap, 49 orang rawat jalan, dan 129 siswa alami keluhan ringan.
Penyelidikan epidemiologi masih dilakukan terhadap 13 sekolah yang terdampak. Dinas Kesehatan menyatakan kemungkinan jumlah korban masih bisa bertambah.
"Terdapat laporan 27 orang yang sudah selesai rawat inap, sehingga jumlah total yang masih berada di RS sebagai pasien rawat inap sebanyak 18 orang," kata Retno.