Budi Arie Ungkap Sosok Denden Imadudin: Hidupnya Mewah

- Eks Menkominfo Budi Arie Setiadi mengungkap sosok Denden Imadudin di balik kasus beking situs judi online melibatkan pegawai Komdigi.
- Budi curiga Denden ikut bermain dalam membekingi situs judi online, hingga melakukan sidak ke lantai delapan Kantor Kominfo.
- Zulkarnaen Apriliantony alias Tony diduga sebagai pengendali bandar judi online yang membawa tersangka AK sebagai tim Tenaga Pengawasan dan Penindakan Take Down Situs Judi Online di Kominfo.
Jakarta, IDN Times - Eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkap sosok Denden Imadudin di balik kasus beking situs judi online yang melibatkan pegawai dan staf Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Budi menyebut, Denden adalah salah satu pegawai Komdigi yang ditangkap dalam kasus ini.
“Denden mah dari dulu udah saya curigain, saya gak kaget dia ditangkap, hidupnya mewah,” kata Budi Arie kepada IDN Times, Senin (11/11/2024).
Lalu siapa sosok Denden Imadudin?
1. Denden, Ketua Tim Pengendalian Take Down Situs Judi Online di Komdigi

Budi mengenal Denden sebagai Ketua Tim Pengendalian Take Down Situs Judi Online Kominfo. Di awal kepemimpinannya, Budi mengaku sudah mencurigai Denden ikut bermain dalam membekingi situs judi online.
“Pas saya masuk (Menkominfo), saya geser dia karena saya udah curiga dia,” kata Budi.
Budi kemudian menceritakan soal kecurigaannya dan berujung melakukan sidak ke lantai delapan Kantor Kominfo. Di lantai delapan itu, Denden dan tim take down situs judi online bekerja.
“Beberapa kali ada momentum saya gembok, saya take down sendiri. Saya pernah Sabtu Minggu saya datang ke tempat take down itu ‘tolong take down semua ini!’, kata dia.
2. Budi Arie juga mengungkap Zulkarnaen Apriliantony

Selain Denden, Budi Arie juga mengungkap sosok Zulkarnaen Apriliantony alias Tony di balik kasus ini. Zulkarnaen diduga sebagai pengendali bandar judi online dan sosok yang membawa tersangka AK sebagai tim Tenaga Pengawasan dan Penindakan Take Down Situs Judi Online di Kominfo.
“Iya betul (Inisial T adalah Zulkarnain Apriliantony alias Tony),” kata Budi Arie.
Budi Arie menjelaskan awal mula sosok Tony masuk dalam lingkungan pemberantasan judi online Kominfo. Saat itu, Budi Arie kekurangan kualitas dan kuantitas di Kominfo karena merotasi sejumlah pegawai yang dicurigai terlibat judi online.
Untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia (SDM), ia melakukan rekrutmen petugas di bawah Direktur Pengendalian. Mereka diambil dari nonpegawai Kominfo.
“Puluhan calon diseleksi oleh Direktorat Pengendalian. Tim awalnya hanya mampu melakukan takedown 10.000 situs per hari. Jelas jauh dari memadai untuk memenuhi target pemberantasan judi online,” ujar Budi.
3. Budi mengenal Tony sebagai orang dekat Menhub

Dalam masa rekrutmen inilah beberapa pihak banyak mengajukan diri. Termasuk Tony yang dikenal Budi sebagai aktivis politik dan dekat dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
“Tidak ada kerja sama apapun sebelumnya. T kemudian masuk Timses resmi Ganjar Mahfud dan Pramono-Rano, calon kepala daerah Jakarta dari PDI Perjuangan sebagai Ketua Bidang Konten Sosmed,” kata Budi.
Tony menawarkan beberapa orang yang disebut sebagai hacker-hacker muda NKRI yang ‘merah putih’. Termasuk AK dan 10 tenaga muda.
“Saudara AK memperlihatkan kemampuan sistem dan mesinnya bisa men-take down 50.000 sampai 100.000 per hari. Sebenarnya ada beberapa nama lagi yang masuk tapi belakangan mereka mundur,” kata Budi.
4. Budi Arie tetap rekrut AK meski tak lulus seleksi

Budi terbuka menerima usulan dari berbagai pihak yang propemberantasan judi online. Ia membenarkan AK sempat tidak lolos dari rekrutmen karena lulusan SMK.
Namun, AK tetap direkrut karena disebut memiliki kemampuan menurunkan situs judi online dalam jumlah besar.
“AK diterima karena yang bersangkutan mengeklaim punya skill IT mumpuni, di mana dalam dunia IT, sudah umum bahwa ijazah terkadang bukan menjadi hal yang utama,” kata Budi.
5. Tony dan AK ternyata melindungi judi online

Seiring berjalannya waktu, Tony, AK serta sejumlah PNS Kominfo diketahui menjadi operator bandar judi online. Mereka bahkan bekerja di kantor satelit Bekasi untuk melindungi seribu situs judi online dari take down Kominfo.
“T pun ternyata bermain tanpa sepengetahuan Direktur, Dirjen Aptika apalagi Menteri. Perintah untuk menumpas judol tidak dilaksanakan, malah mereka tergoda bersekongkol dengan bandar judol,” kata Budi.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Deddy Yevry Sitorus menyerahkan kasus beking situs judi online Komdigi yang menyeret Tony, bagian timses Ganjar dan juga Pramono ke kepolisian.
Meskipun, Deddy tidak secara gamblang mengonfirmasi Tony merupakan bagian timses Ganjar dan juga Pramono.
“Serahkan saja pada kepolisian karena sudah ranah hukum," ujar Deddy saat dihubungi, Minggu (10/11/2024).
6. Polda Metro tangkap 18 tersangka kasus situs judi online Komdigi

Sebelumnya, Polda Metro menangkap 18 tersangka usai penggerebekan kantor satelit di Ruko Galaxy, Bekasi Selatan pada Selasa (5/11/2024). Mereka terdiri dari 10 pegawai Komdigi dan 8 warga sipil.
Dari 18 tersangka itu, Polda Metro baru mengungkap lima inisial yang disebut sebagai pengendali kantor satelit.
Mereka adalah AK, AJ, A, MN dan DM. Dari tersangka itu, polisi menyita barang bukti berupa 34 handphone, 23 laptop, 20 lukisan, 16 mobil, 16 monitor, 11 buah jam tangan mewah, 4 unit tablet, 4 bangunan, 2 unit senjata api, 1 unit motor, hingga 215,5 gram logam mulia.
“Kemudian ada uang tunai sejumlah Rp73.723.488.957 dengan rincian, uang rupiahnya ada Rp35.792.110.000. Kemudian ada 2.955.779 mata uang Singapura Dolar atau senilai Rp35.043.272.457,” ujar Ade Ary di Sentul, Jawa Barat, Kamis (7/11/2024).