Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Denden Imadudin dan Zulkarnaen Apriliantony di Balik Judol Komdigi

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengkonfirmasi soal adanya sosok Zulkarnaen Apriliantony alias Tony dan Denden Imadudin, di balik kasus beking situs judi online yang melibatkan pegawai dan staf Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Budi mengungkap, Zulkarnaen Apriliantony dengan inisal T yang disebut sebagai pengendali bandar judi online dan sosok yang membawa tersangka AK sebagai tim Tenaga Pengawasan dan Penindakan Take Down Situs Judi Online di Kominfo.

“Iya betul Zulkarnain Apriliantony alias Tony,” kata Budi Arie kepada IDN Times, Senin (11/7/2024).

Sementara itu, Denden Imadudin adalah salah satu pegawai Komdigi yang diduga terlibat dalam kasus ini.

“Iya (Denden Imadudin) sudah lama kami curigai,” imbuhnya.

Lalu bagaimana nama keduanya itu muncul? Berikut wawancara khusus IDN Times dengan Budi Arie.

1. Denden, Ketua Tim Pengendalian Take Down Situs Judi Online di Komdigi

Menkominfo Budi Arie meluncurkan Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan di Kominfo, Selasa (1/10/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Denden Imadudin itu siapa?

Denden itu Ketua Tim Pengendalian Take Down lantai delapan Kominfo

Dia bersama Zulkarnaen?

Oh enggak, dia pegawai Kominfo sudah lama pas saya masuk saya geser dia karena saya udah curiga dia

Yang bersangkutan masih di kominfo?

Masih

Kenapa bisa mempercayai Zulkarnaen?

Semua orang saya kasih kesempatan, jadi yang atas rekomendasi saya bukan cuma AK tapi ada sepuluhan orang lah

Selama mereka bekerja, bapak ada curiga gak?

Banyak, ada beberapa kali ada momentum saya gembok, saya take down sendiri. Saya pernah Sabtu Minggu saya datang ke tempat take down itu “tolong take down semua ini!”

Itu di mana?

Di Kominfo lantai delapan

2. Budi Arie tak heran Denden Imadudin ditangkap

Menkominfo RI Budi Arie Setiadi akui pihaknya mulai mendalami akun Fufufafa yang disorot publik. (IDN Times/Amir Faisol)

Artinya bapak sudah pernah sidak sebelumnya?

Dari awal saya sudah curiga makannya saya buka tim baru, ternyata beberapa teman kasih masukan ke saya buat ngebantu gitu loh

Nama bapak terseret, tanggapannya?

Itu framing dan fitnah, disebut-sebut sebagai apa? Kalau secara kerja sudah jelas, menteri dirjen direktur. Disebut-sebut sebagai apa? Sama media atau sama siapa? Semua udah ada penjelasan saya yang 15 poin itu.

Jangan diframing lagi, cuma apa ada perintah dari saya untuk menutup situs? Kalau mau jelas kamu tanya Polda dan PDIP, jawaban dari dia gantian jangan dari kita terus.

Kenapa hanya inisial T yang bapak sebut?

Denden mah dari dulu udah saya curigain, saya gak kaget dia ditangkep, hidupnya mewah.

3. Merekrut orang di luar Komdigi karena keterbatasan SDM

Polisi menggeledah kantor satelit yang digunakan 11 tersangka terkait kasus judi online yang melibatkan pegawai Komdigi di Bekasi Kota (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Budi menjelaskan, adanya sosok Tony dalam kasus ini bermula ketika ia terkendala kekurangan kuantitas dan kualitas di Kominfo. Hal itu disebabkan setelah ia merotasi sejumlah pegawai Kominfo yang dicurigai terlibat melindungi judi online.

Untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia (SDM), dilakukanlah rekrutmen petugas-petugas di bawah Direktur Pengendalian. Mereka diambil dari non pegawai Kominfo.

“Puluhan calon diseleksi oleh Direktorat Pengendalian. Tim awalnya hanya mampu melakukan takedown 10.000 situs per hari. Jelas jauh dari memadai untuk memenuhi target pemberantasan judi online,” ujar Budi.

4. Budi mengenal Tony sebagai orang dekat Menhub

Polisi menggeledah kantor satelit yang digunakan 11 tersangka terkait kasus judi online yang melibatkan pegawai Komdigi di Bekasi Kota (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dalam masa rekrutmen inilah beberapa pihak banyak mengajukan diri, termasuk Tony yang dikenal Budi sebagai aktivis politik dan dekat dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

“Tidak ada kerja sama apapun sebelumnya. T kemudian masuk Timses resmi Ganjar Mahfud dan Pramono-Rano, Calon Kepala Daerah Jakarta dari PDI Perjuangan sebagai Ketua Bidang Konten Sosmed,” kata Budi.

Tony menawarkan beberapa orang yang disebutnya sebagai hacker-hacker muda NKRI yang ‘merah putih’. Termasuk AK dan 10 tenaga muda.

“Saudara AK memperlihatkan kemampuan sistem dan mesinnya bisa men-take down 50 ribu sampai 100 ribu per hari. Sebenarnya ada beberapa nama lagi yang masuk tapi belakangan mereka mundur,” kata Budi.

Budi menjelaskan, dirinya terbuka untuk menerima usulan dari berbagai pihak yang pro pemberantasan judi online. Ia membenarkan bahwa AK sempat tidak lolos dari rekrutmen karena lulusan SMK.

Namun, AK tetap direkrut karena disebut memiliki kemampuan untuk menurunkan situs judi online dalam jumlah besar.

“AK diterima karena yang bersangkutan mengklaim punya skill IT mumpuni, di mana dalam dunia IT, sudah umum bahwa ijazah terkadang bukan menjadi hal yang utama,” kata Budi.

5. Tony dan AK ternyata melindungi judi online

Polisi menggeledah kantor satelit yang digunakan 11 tersangka terkait kasus judi online yang melibatkan pegawai Komdigi di Bekasi Kota (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Seiring berjalannya waktu, Tony, AK serta sejumlah PNS Kominfo diketahui menjadi operator bandar judi online. Mereka bahkan bekerja di kantor satelit Bekasi untuk melindungi seribu situs judi online dari take down Kominfo.

“T pun ternyata bermain tanpa sepengetahuan Direktur, Dirjen Aptika apalagi Menteri. Perintah untuk menumpas judol tidak dilaksanakan, malah mereka tergoda bersekongkol dengan bandar judol,” kata Budi.

Sementara itu, Ketua DPP PDIP Deddy Yevry Sitorus menyerahkan kasus beking situs judi online Komdigi yang menyeret Tony, bagian timses Ganjar dan juga Pramono ke kepolisian.

Meskipun, Deddy tidak secara gamblang mengkonfirmasi Tony merupakan bagian timses Ganjar dan juga Pramono.

“Serahkan saja pada kepolisian karena sudah ranah hukum," ujar Deddy saat dihubungi pada Minggu, 10 November 2024.

Sementara itu, Juru Bicara Tim Pemenangan Pram-Rano, Chico Hakim membantah bahwa Zulkarnaen adalah bagian tim pemenangan Pramono-Rano Karno di Pilgub DKI Jakarta 2024.

“Bohong dia (Budi Arie). Kalian tinggal cek ke KPU nama-nama yang kami setorkan sebagai tim pemenangan,” kata Chico saat dihubungi, Senin (11/11/2024).

6. Polda Metro tangkap 18 tersangka kasus situs judi online Komdigi

Polisi menggeledah kantor satelit yang digunakan 11 tersangka terkait kasus judi online yang melibatkan pegawai Komdigi di Bekasi Kota (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sebelumnya, Polda Metro menangkap 18 tersangka usai penggerebekan kantor satelit di Ruko Galaxy, Bekasi Selatan pada Selasa (5/11/2024). Dari 18 tersangka itu, Polda Metro baru mengungkap lima inisial yang disebut sebagai pengendali kantor satelit.

Mereka adalah AK, AJ, A, MN dan DM. Dari tersangka itu, polisi menyita barang bukti berupa 34 handphone, 23 laptop, 20 lukisan, 16 mobil, 16 monitor, 11 buah jam tangan mewah, 4 unit tablet, 4 bangunan, 2 unit senjata api, 1 unit motor, hingga 215,5 gram logam mulia.

“Kemudian ada uang tunai sejumlah Rp73.723.488.957 dengan rincian, uang rupiahnya ada Rp35.792.110.000. Kemudian ada 2.955.779 mata uang Singapura Dolar atau senilai Rp35.043.272.457,” ujar Ade Ary di Sentul, Jawa Barat, pada Kamis, 7 November 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohamad Aria
Ilyas Listianto Mujib
Mohamad Aria
EditorMohamad Aria
Follow Us