Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Bantu Kurangi Perubahan Iklim, Yuk Coba Hindari 4 Kebiasaan Ini

(Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Keadilan untuk Keadilan Energi melakukan aksi menyambut pelaksanaan KTT G20 di Jepang dengan membawa poster di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Dalam aksinya mereka mendesak tiga perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia yakni Marubeni, Sumitomo dan Mizuho Bank Ltd untuk memotong kebijakan investasi energi dalam bahan bakar fosil yang berkontribusi dalam pemanasan global dan perubahan iklim.) ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
(Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Keadilan untuk Keadilan Energi melakukan aksi menyambut pelaksanaan KTT G20 di Jepang dengan membawa poster di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Dalam aksinya mereka mendesak tiga perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia yakni Marubeni, Sumitomo dan Mizuho Bank Ltd untuk memotong kebijakan investasi energi dalam bahan bakar fosil yang berkontribusi dalam pemanasan global dan perubahan iklim.) ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Jakarta, IDN Times - Keadaan lingkungan global saat ini semakin terpuruk. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dua hal yang saling terkait, dampak kerusakan lingkungan.

Penyebab terjadinya perubahan iklim adalah penumpukan energi gas rumah kaca (GRK) yang menimbulkan energi radiasi, hingga terkumpul di atmosfer bumi, lalu membentuk energi lain.

Laporan terakhir Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang dirilis pada October 2018, menyebutkan lebih dari 90 ilmuwan di 40 negara setuju masih ada kemungkinan suhu tetap berada di bawah 1,5 derajat pemanasan global.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi perubahan iklim? 

1. Transportasi udara menghasilkan banyak CO2

Unsplash/Jordan Sanchez
Unsplash/Jordan Sanchez

Penggunaan alat transportasi udara seperti pesawat memiliki dampak pemanasan tambahan, karena menghasilkan emisi CO2 nitrogen oksida (NOx), uap air, partikular, jejak kondensasi, dan perubahan awan sirus.

Jika manusia dapat mengurangi satu per jalan pulang pergi dengan pesawat, hal tersebut dapat berdampak pada pengurangan 700 hingga 2.800 kilogram CO2. Namun hal itu tergantung jarak tempuh, efisiensi bahan bakar pesawat, dan kondisi cuaca. 

2. Mengurangi limbah makanan

Unsplash/Lily Banse
Unsplash/Lily Banse

Mengurangi perubahan iklim juga dapat dilakukan dari sektor pertanian, yang menyumbang seperempat emisi GRK. Namun yang membuat miris adalah hanya sepertiga makanan yang ditanam dari sektor pertanian yang dikonsumsi manusia.

Ada sekitar 3,3 miliar metrik ton karbon dioksida (CO2) yang berasal dari limbah makanan.

3. Konsumsi daging dan susu

Ilustrasi daging. IDN Times/Helmi Shemi
Ilustrasi daging. IDN Times/Helmi Shemi

Sektor peternakan juga memiliki sumbangsih pada emisi GRK. Melalui laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2013, sebanyak 14,5 persen emisi GRK berasal dari peternakan.

Peternakan yang menghasilkan daging sapi yang biasa kita konsumsi di restoran cepat saji, menghasilkan emisi 41 persen, dan susu segar menghasilkan 19 persen emisi, lebih banyak dari emisi kendaraan.

4. Mulai lah ganti bahan bakar kendaraanmu

ilustrasi kemacetan Jakarta (IDN Times/Sunariyah)
ilustrasi kemacetan Jakarta (IDN Times/Sunariyah)

Mengganti jenis bahan bakar kendaraan juga setidaknya dapat mengurangi produksi gas rumah kaca di atmosfer, yang biasanya berasal dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam.

Langkah mengurangi GRK adalah dengan mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan, seperti energi tenaga air, angin, dan matahari.

Yuk guys, kita mulai beralih dengan kebiasaan baru untuk mengurangi GRK.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us