Serangan Drone Rusia Tewaskan 25 Warga Ukraina

- Serangan Rusia merusak kota dan infrastruktur Ukraina, termasuk Kharkiv dan Lviv
- Ukraina meluncurkan ATACMS ke wilayah Rusia, menargetkan instalasi militer di kota Voronezh
- Ukraina menilai serangan balik sebagai momentum penting dalam mempertahankan kedaulatannya
Jakarta, IDN Times – Serangan drone dan misil Rusia mengguncang berbagai wilayah Ukraina pada Rabu (19/11/2025). Lebih dari 470 drone kamikaze dan 48 misil dilepaskan, sementara Ternopil di barat menjadi area terparah setelah ledakan merobohkan sebuah apartemen bertingkat hingga menewaskan 25 orang termasuk tiga anak serta melukai 73 orang lainnya.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengecam gelombang serangan tersebut.
“Setiap serangan kurang ajar terhadap kehidupan biasa menunjukkan bahwa tekanan terhadap Rusia masih belum cukup,” kata Zelenskyy, dikutip dari Al Jazeera.
Ia meminta dukungan tambahan dari negara-negara sekutu berupa misil pertahanan udara agar gempuran serupa dapat dicegah.
1. Serangan lanjutan merusak kota dan infrastruktur Ukraina

Gempuran lain menghantam Kharkiv di timur laut dan melukai sedikitnya 36 orang sembari merusak sejumlah gedung apartemen, sebuah sekolah, satu supermarket, dan pos ambulans. Jaringan listrik turut menjadi sasaran sehingga memicu pemadaman darurat di beberapa lokasi, sementara fasilitas pembangkit serta kawasan industri di wilayah Lviv juga mengalami kerusakan tanpa korban jiwa. Situasi di seluruh Ukraina tetap berada dalam siaga udara.
Anggota parlemen Ukraina Oleksiy Goncharenko menyampaikan kebutuhan mendesak terhadap tambahan sistem pertahanan misil.
“Ukraina adalah negara yang sangat luas dan sayangnya tidak mungkin menghentikan semua misil atau drone sepenuhnya,” katanya.
Polandia yang berbatasan langsung kemudian menutup sementara bandara Rzeszow dan Lublin serta mengerahkan jet tempur bersama sekutu untuk mengantisipasi ancaman yang mendekati perbatasannya.
2. Ukraina meluncurkan ATACMS ke wilayah Rusia

Pasukan Ukraina melepaskan empat misil balistik ATACMS buatan Amerika Serikat (AS) dari wilayah Kharkiv dan menargetkan instalasi militer di kota Voronezh, Rusia selatan. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim semua misil berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan S-400 dan Pantsir. Kementerian itu menyebut, serpihan yang jatuh hanya merusak atap pusat lansia, panti asuhan, dan satu rumah warga tanpa menimbulkan korban jiwa.
Dilansir dari Anadolu Agency, tim pengintaian Rusia lantas menemukan titik peluncuran di sekitar Volosskaya Balakleya atau kawasan Chuhuiv dan menghantam dua peluncur roket ganda ATACMS beserta amunisinya dengan misil Iskander. Rusia mengklaim hingga sepuluh prajurit Ukraina tewas dalam serangan balasan itu meski belum ada verifikasi independen. Kementerian Pertahanan Rusia kemudian merilis foto serpihan misil yang ditemukan di wilayah berhutan.
ATACMS adalah misil balistik berpemandu dengan jangkauan hingga 300 kilometer dan dapat membawa hulu ledak fragmentasi atau kluster. Ukraina memperoleh sistem ini dari AS pada 2023 dan mulai diizinkan menggunakannya untuk menyerang wilayah Rusia sejak 2024.
3. Ukraina menilai serangan balik sebagai momentum penting

Dilansir dari Newsweek, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina menyebut serangan tersebut sebagai momen penting yang menunjukkan tekad negara itu dalam mempertahankan kedaulatannya. Mereka mengatakan bahwa meski menghadapi serangan Rusia berulang, warga tetap kuat dan memperlihatkan keteguhan untuk terus menjaga tanah air. Kyiv menyatakan penggunaan ATACMS terhadap sasaran militer Rusia akan berlanjut.
Institute for the Study of War (ISW) berbasis AS mencatat ratusan fasilitas militer Rusia kini berada dalam jangkauan ATACMS yang dioperasikan Ukraina. Serangan serupa dengan ATACMS sebelumnya juga diarahkan ke Belgorod pada Januari 2025.



















