TPS 20 Suko Ajak Millennials Aktif Kawal Jalannya Pemilu

#1000MillennialsKawalPemilu Ayo bersatu, jangan berseteru!

Akhirnya, Indonesia gelar hajatan terbesar sepanjang sejarah. Bukan pesta pora, melainkan demokrasi yang jujur dan adil untuk kesejahteraan bersama. Pertama kali adakan pemilu serentak mulai pemilihan presiden sampai DPRD Kota/Kabupaten, tahun ini antusiasme masyarakat diklaim meningkat daripada lima tahun sebelumnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, hampir seluruh TPS Desa Suko Kabupaten Sidoarjo ajak millennials untuk kawal pemilu. Salah satunya adalah TPS 20. Hal tersebut dilakukan tentu bukan tanpa maksud, berikut adalah alasannya.

1. Desa Suko menduduki posisi kedua dengan jumlah TPS terbanyak untuk wilayah Kabupaten Sidoarjo

TPS 20 Suko Ajak Millennials Aktif Kawal Jalannya PemiluDok. IDN Times/Chalimatus Sa'diyah

Meski letaknya bukan tepat di pusat kota, Desa Suko rupanya memiliki jumlah penduduk mencapai kisaran belasan ribu. Hal ini yang menyebabkan warga memilih datang lebih awal agar tidak antre jika nyoblos agak siang. Selain itu, hal tersebut juga dipacu oleh semangat warga setempat untuk nyoblos.

Menariknya lagi, desa ini memiliki total 51 TPS yang tersebar di setiap RT per dusun. Dengan mengantongi jumlah tersebut, Suko menduduki posisi kedua dengan jumlah TPS terbanyak di wilayah Kabupaten Sidoarjo setelah Desa Bluru.

2. Manfaatkan bonus demografi, millennials diajak untuk aktif berperan selama jalannya pemilu

TPS 20 Suko Ajak Millennials Aktif Kawal Jalannya PemiluDok. IDN Times/Chalimatus Sa'diyah

Menginginkan adanya regenerasi, beberapa petugas mengajak generasi millennials untuk aktif berperan dalam berlangsungnya pemilu. Sebagian ditugaskan di balai desa, sebagian lagi disebar pada setiap TPS di seluruh desa sebagai saksi. Ini bertujuan agar bisa saling transfer ilmu serta mengajak millennials untuk melek politik, bukan hanya menggerutu dan mengeluh.

3. Millennials diyakini lebih melek teknologi dan teliti, meski belum sepenuhnya melek politik

TPS 20 Suko Ajak Millennials Aktif Kawal Jalannya PemiluDok.IDN Times/Chalimatus Sa'diyah

Ketua KPPS 20, Abdul Rosyid, menyebutkan bahwa anak muda setempat dinilai pasif karena tidak mau berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemilu. Dampaknya panitia KPPS setempat didominasi oleh bapak-bapak yang kurang melek teknologi.

Di samping itu, stamina yang dimiliki juga tidak setangguh anak muda. Itu yang menjadi alasan kinerjanya tidak bisa secepat TPS yang lain. Kendati demikian, Rosyid beserta panitia merasa tertolong dengan bantuan beberapa millennials yang menjadi relawan saksi.

Baca Juga: Warga Desa Genteng Wetan, Banyuwangi Semangat Kawal Pemilu di TPS 06

4. Tingkat pemilih meningkat, sebanyak 235 penduduk gunakan hak pilih mereka

TPS 20 Suko Ajak Millennials Aktif Kawal Jalannya PemiluDok. IDN Times/Chalimatus Sa'diyah

Menurut data terlampir KPU, tercatat ada 291 pemilik hak suara tetap di TPS 20. Akan tetapi, ketika pemilihan berlangsung hanya tercatat 235 orang yang telah menggunakan hak suara atau sekitar 80 persen, dengan catatan 56 orang tidak nyoblos.

Alasannya pun beragam. Salah satunya adalah terlambat datang ke TPS. Padahal letak rumah dan lokasi TPS berdekatan. Hal ini patut digarisbawahi serta ditindaklanjuti agar pada pemilihan selanjutnya tidak terulang kembali.

Meskipun belum 100 persen, salah satu petugas KPPS mengungkapkan jumlah ini lebih besar sebab ada pemilu sebelumnya jumlah warga yang menggunakan hak suara hanya mencapai kisaran 60 persen.

5. 20 Partai Politik terdaftar, sayangnya saksi yang hadir hanya segelintir orang

TPS 20 Suko Ajak Millennials Aktif Kawal Jalannya PemiluDok. IDN Times/Chalimatus Sa'diyah

Selain panitia KPPS, ada beberapa orang yang juga memiliki peranan penting di antaranya panwaslu dan saksi. Berdasarkan jumlah di surat suara, ada 20 partai terdaftar.

Sayangnya, hanya segelintir orang yang hadir seperti 3 saksi yang mengamati secara langsung selama jalannya pemilu, sedangkan beberapa saksi hanya hadir pada saat hasil penghitungan suara telah keluar. Padahal salah satu kewajiban saksi adalah menyaksikan secara langsung dan teliti dalam penghitungan suara, termasuk penentuan sah atau tidaknya surat suara.

6. Kurangnya pengetahuan mengenai calon DPD sebabkan suara tidak sah terbanyak

TPS 20 Suko Ajak Millennials Aktif Kawal Jalannya PemiluDok. IDN Times/Chalimatus Sa'diyah

Adanya pemilu serentak tentu memiliki sisi positif beserta negatif. Jika sisi positifnya adalah diyakini menghemat dana, maka sisi negatifnya adalah golput di pemilihan tertentu.

Di TPS 20, hal tersebut terjadi pada pemilihan DPD. Panitia, panwaslu, serta saksi berasumsi hal tersebut terjadi dikarenakan banyak warga yang tidak tahu-menahu tentang calon DPD terdaftar. Alhasil, 82 surat suara tidak sah pada pemilihan DPD. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, surat-surat tersebut diberi tanda silang agar tidak dapat digunakan kembali.

Pemilu bukanlah ajang untuk adu ilmu, apalagi berebut menjadi nomor satu. Pemilu adalah momen penting untuk menggunakan hak suara kita. 

Jika kamu sebagai generasi millennials memilih untuk apatis, lalu siapa yang akan membangun pertiwi menjadi lebih baik?

Baca Juga: Jokowi-Ma'ruf Amin Unggul di TPS Tahanan KPK Mencoblos

Chalimatus Sa'diyah Photo Verified Writer Chalimatus Sa'diyah

Be brave. Be humble :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya