Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

COVID-19 Bisa Melonjak karena Orang Bergegas Mudik sebelum Dilarang

Ilustrasi. Spanduk ajakan tidak mudik di Serang, Banten (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Ilustrasi. Spanduk ajakan tidak mudik di Serang, Banten (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Jakarta, IDN Times - Jumlah penumpang di stasiun dan terminal yang meninggalkan Jakarta mengalami peningkatan. Hal ini terjadi dalam beberapa hari menjelang masa larangan mudik Lebaran 2021 pada tanggal 6-17 Mei 2021.

Sebagian masyarakat ramai-ramai mudik sebelum mudik dilarang. Terkait dengan fenomena ini, epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, memperkirakan akan terjadi peningkatan kasus COVID-19.

"Adanya perilaku mudik di situasi pandemik belum terkendali ini tentu sangat jelas, dari sisi sains tidak terbantahkan, (kasus COVID-19) itu akan meningkatkan," kata Dicky kepada IDN Times, Selasa (4/5/2021).

Ia menjelaskan, dalam epidemiologi, pemudik masuk dalam kelompok yang berisiko menularkan maupun tertular virus corona.

1. Peningkatan kasus bisa terlihat dari berbagai aspek

Ilustrasi bus. (ANTARA/Dewa Wiguna)
Ilustrasi bus. (ANTARA/Dewa Wiguna)

Menurutnya, di Indonesia, data peningkatan kasus COVID-19 akibat mudik bisa dilihat dari berbagai aspek. Di antaranya tingkat hunian rumah sakit hingga angka kematian.

"Kemudian dari sisi test positivity rate juga bisa naik bahkan bisa sampai dua kali yang sebelumnya," kata Dicky.

"Jika itu tidak terlihat dari kasus harian, itu karena masalah deteksi data saja," jelasnya.

2. Mutasi COVID-19 dari Inggris, India dan Afrika Selatan jadi ancaman

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, Dicky mengatakan, mutasi virus corona yang sudah masuk ke Indonesia saat ini juga menjadi ancaman. Sebab, penularan COVID-19 akibat virus yang bermutasi tersebut lebih cepat.

"(Varian baru) tentu dampaknya akan lebih besar kepada Lebaran tahun ini, peningkatan kasusnya di masyarakat. Saya tidak menyampaikan yang dilaporkan pemerintah, itu beda lagi," kata Dicky.

Setidaknya saat ini terdapat tiga mutasi COVID-19 yang sudah masuk ke Indonesia. Ketiganya yakni mutasi dari Afrika Selatan, Inggris (B117) dan terbaru dari India.

3. Pemerintah perlu tingkatkan 3T dan gencarkan vaksinasi

Tim Swab Hunter saat melaksanakan razia dan tes swab massal. IDN Times/ Dok istimewa
Tim Swab Hunter saat melaksanakan razia dan tes swab massal. IDN Times/ Dok istimewa

Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah untuk meningkatkan 3T (testing, tracing dan treatment). Serta, menggencarkan program vaksinasi COVID-19.

"Skala testing kita belum sesuai dengan jumlah penduduk dan eskalasi pandemik. Nah ini yang masih jadi PR," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jihad Akbar
EditorJihad Akbar
Follow Us