Cuitan Lama Viral, Ridwan Kamil Tak Khawatir Elektabilitas Anjlok

- Ridwan Kamil tak khawatir elektabilitasnya anjlok imbas jejak digitalnya yang menghina warga DKI Jakarta kembali viral di jejaring media sosial.
- Pada kampanye pilkada nanti, ia akan menggemborkan berbagai gagasan untuk mendongkrak elektabilitas.
Jakarta, IDN Times - Bakal calon gubernur (cagub) DKI Jakarta, Ridwan Kamil (RK) mengaku tak khawatir elektabilitasnya anjlok imbas jejak digitalnya yang menghina warga DKI Jakarta kembali viral di jejaring media sosial.
Pria yang akrab dipanggil Kang Emil itu mengaku tak cemas karena elektabilitasnya juga akan dipengaruhi tahapan kampanye pilkada nanti.
"Kan kampanyenya belum dimulai," kata dia saat ditemui di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2024).
1. Ridwan Kamil akan sampaikan gagasan

Kang Emil menyebut, pada kampanye pilkada nanti, ia akan menggemborkan berbagai gagasan untuk mendongkrak elektabilitas.
"Nanti kalau sudah dimulai (kampanye), saya sampaikan gagasan-gagasan. Kalau sekarang membahas hanya tentang sebelumnya apa gimana saya kira kurang relevan," ucap dia.
2. Ridwan Kamil sempat klarifikasi

Kang Emil memberikan klarifikasi soal kicauan masa lalu yang mengkritisi sifat warga Jakarta. Dalam cuitan di akun jejaring media sosial X (Twitter) miliknya pada 2011 lalu, Ridwan Kamil menyebut karakter warga DKI Jakarta tengil hingga egois.
Pria yang akrab dipanggil Kang Emil itu mengaku, pada sekitar 12 sampai 15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, memang aktif bermain media sosial.
"Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid," ucap Ridwan Kamil dalam keterangannya.
Ridwan Kamil mengatakan, saat dirinya menjadi pejabat publik, dari wali kota sampai gubernur, ia pun mendapat giliran dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial.
"Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar," ujar dia.
Menurut Kang Emil, setiap orang akan melewati fase-fase jadi tukang protes, anak muda yang rebel, penuh kritik, dan sinisme. Tapi semua orang juga berproses, harus menjadi lebih bijaksana, dan tahu diri.
"Bagaimana pun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi—bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. (Pada) 2017-2018, saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar," tuturnya.
"Saya tidak membela diri atau berusaha membenarkan. Itu memang saya yang dulu, saya yang kurang bijak," sambung Kang Emil.
3. Kicauan Kang Emil kritik karakter warga DKI

Diketahui, kicauan Kang Emil soal warga Jakarta viral di jejaring media sosial. Dalam pernyataannya, Kang Emil menyebut karakter masyarakat Jakarta cenderung tengil, glamor, songong, pelit, pamer, dan hedon. Namun sayangnya, kicauan lama itu saat ini sudah dihapus.
"Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter org JKT. #citybranding," cuit Kang Emil pada 6 Juni 2011, pukul 09.47 lalu.