Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Deretan Kontroversi Anies Baswedan Jelang Tutup Tahun 2022

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) menyapa para aparatur sipil negara (ASN) saat acara perpisahan di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/10/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom)

Jakarta, IDN Times — Eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, belakangan ini menjadi sorotan publik. Meski tak lagi jadi seorang gubernur, Anies menarik perhatian karena dicalonkan sebagai bakal capres oleh Partai NasDem.

Kondisi itu membuat sosoknya tak pernah lepas jadi sorot perhatian publik, tak terkecuali media massa. Sejumlah kontroversi soal Anies Baswedan kembali muncul menjelang akhir tahun 2022 ini. Berikut kontroversi Anies Baswedan yang dirangkum IDN Times.

1. Disebut curi start kampanye

Bakal capres Anies Baswedan ketika melakukan safari politik di Aceh pada 2 Desember 2022. (www.instagram.com/@aniesbaswedan)

Diketahui sejak September lalu, Anies mulai gencar melakukan kunjungan ke berbagai daerah bersama Partai NasDem. Anies bahkan pernah mengunjungi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menjadi basis suara PDIP, pada November lalu.

Kontroversi Anies Baswedan dimulai saat safari politik ke Aceh pada awal Desember. Diketahui pada saat itu, Anies mengunjungi salah satu masjid dan disebut-sebut melakukan kampanye. Tudingan ini sebetulnya telah mendapat bantahan dari Waketum NasDem Ahmad Ali.

Namun sejumlah kelompok masyarakat melaporkan dugaan kecurangan kampanye pemilu 2024 oleh Anies Baswedan dan Partai NasDem ke Bawaslu.

Bawaslu sendiri menyimpulkan tak ditemukan pelanggaran yang dilakukan Anies Baswedan saat mengunjungi Aceh.

"Hasil menyimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya dugaan pelanggaran dilakukan terlapor (Anies Baswedan) terkait pendandatanganan petisi dukungan jadi presiden saat Salat Jumat di Baiturrahman pada 2 Desember," kata Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data, dan Informasi Bawaslu RI, Puadi, dalam keterangannya, Kamis (15/12/2022).

2. Anies bicara 'baju batik pelanggaran'

Anies Baswedan melakukan safari politik ke Tanah Papua pada Kamis (8/12/2022). (instagram.com/aniesbaswedan)

Kontroversi Anies lainnya yaitu pernyataannya yang menyebut bahwa ‘pakai baju batik adalah pelanggaran’. Pernyataan itu tersebar di media sosial yang diunggah oleh akun Twitter NUgarislucu.

Dalam video berdurasi 43 detik itu, Anies menyebut bahwa kain batik biasanya digunakan sebagai bawahan, bukan baju. Menurut Anies, terjadi pelanggaran karena kain batik itu digunakan sebagai atasan atau baju.

Menurut penulusuran di media sosial, video tersebut merupakan potongan dari tayangan YouTube berjudul ‘Live Kuliah Pakar Anies Baswedan di UMI Makassar’. Dalam video tersebut, Anies berbicara soal transformasi pendidikan Indonesia dan menjelaskan asal usul batik yang semula merupakan bawahan.

3. Elektabilitas Anies justru meningkat

Anies Baswedan lakukan rapat secara virtual saat isolasi mandiri di Rumah Dinas Suropati, Menteng pada Rabu, 2 Desember 2020 (Instagram.com/aniesbaswedan)

Survei Saiful Mujani Research and Consultant (SMRC) menunjukkan kenaikan elektabilitas Anies Baswedan sejak Oktober 2022 lalu. Anies meraup suara sebesar 28,1 persen, meningkat dari sebelumnya 25,1 persen.

Namun berbeda dengan Anies, partai pendukungnya yakni NasDem justru tak menunjukkan peningkatan elektabilitas. Berdasarkan survei terbaru itu, NasDem hanya mendapat suara 3,2 persen dari sebelumnya 4,8 persen.

“Belum ada dampak signifikan deklarasi NasDem terhadap Anies Baswedan,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, Kamis (22/12/2022).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Melani Hermalia Putri
EditorMelani Hermalia Putri
Follow Us