Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Deteksi Omicron, Kemenkes Bakal Gunakan PCR Teknologi Terbaru

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan bakal melakukan pengadaan mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan teknologi terbaru untuk mendeteksi varian COVID-19 Omicron lebih cepat.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyebut, alat ini bisa lebih cepat keluar hasil dibandingkan tes genome sequencing yang selama ini digunakan untuk mendeteksi varian.

“Kita akan menyebarkan teknologi baru untuk PCR yang bisa melihat markernya omicron, kita sudah sebar di titik-titik pintu masuk luar negeri utama,” kata Budi Gunadi, dalam keterangan persnya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (27/12/2021).

1. Hasilnya akan keluar 4-6 jam saja

default-image.png
Default Image IDN

Mantan Dirut Bank Mandiri ini menuturkan, teknologi PCR terbaru nantinya dapat mendeteksi varian Omicron selama empat sampai enam jam saja. Sedangkan, genome sequencing butuh waktu berhari-hari.

“Kita bisa mengidentifikasi lebih cepat pakai PCR yang cuma 4-6 jam, dibandingkan tes genome sequencing antara tiga sampai lima hari,” terangnya.

Kendati begitu, Budi tetap akan menyebarkan 15 alat tes genome sequencing di berbagai pulau di Indonesia. Hal ini guna mempercepat deteksi Omicron tidak hanya di Pulau Jawa saja.

“Kita juga akan mendatangkan 15 mesin genome sequencing baru dan disebarkan di pulau Indonesia, agar lebih cepat dan jaringannya tidak hanya di Jawa saja,” tutur dia.

2. Sumber Omicron ada di luar negeri

Seorang perempuan dan seorang anak memakai masker pelindung saat mereka berjalan di 5th Avenue saat negara bagian New York memberlakukan perintah wajib memakai masker di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di New York City, New York, Amerika Serikat, Senin (13/12/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar)

Adapun, dari sisi pencegahan, Budi meminta agar masyarakat untuk tidak bepergian keluar negeri jika tidak penting. Sebab, sumber virus Omicron ada di luar negeri. 

“Tidak usah keluar negeri kalau tidak penting, karena sumber penyakitnya ada di sana. Dan semua orang yang kembali banyak yang terkena,” ujarnya.

3. Karantina diperketat

Suasana RS Darurat COVID-19, Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebab, 98 persen kasus Omicron yang ada di Indonesia berasal dari orang-orang yang baru bepergian dari luar negeri. Apabila masyarakat nekat bepergian keluar negeri. Maka, mereka harus mau mengikuti aturan karantina.

“Kita akan memperketat masuk karantina. Memang menyulitkan, tapi (karantina) untuk puluhan ribu rakyat kita yang mampu dan kemarin jalan ke luar negeri, tetapi kita harus lindungi 270 juta rakyat kita yang sekarang kondisinya baik,” jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Uji Sukma Medianti
EditorUji Sukma Medianti
Follow Us