Marak Calo Sertifikat Vaksin Booster, Satgas COVID-19: Tak Bisa Ditolerir!

Petugas kesehatan diminta jaga integritas

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mensyaratkan vaksinasi booster bagi pemudik yang akan melakukan perjalanan mudik baik darat, laut, maupun udara. Nampaknya, kondisi ini dimanfaatkan sejumlah orang untuk mencari keuntungan dengan menawarkan jasa sertifikat vaksin di aplikasi PeduliLindungi tanpa disuntik.

Menjamurnya calo sertifikat vaksin membuat Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, geram. Dia menegaskan pihaknya tidak akan mentolerir perbuatan tersebut.

"Perbuatan ini bisa memalsukan keadaan dan membuat alat navigasi pemerintah kacau, sudah disuntik apa belum, terjadi imunitas apa tidak, itu bisa kacau kalau jumlahnya banyak. Ini tidak bisa ditolerin," tegasnya saat dihubungi IDN Times, Jumat (29/4/2022).

Baca Juga: Marak, Sertifikat Vaksin Booster Tanpa Suntik Dijual Rp450 Ribu

1. Petugas kesehatan input data vaksinasi harus memiliki integritas

Marak Calo Sertifikat Vaksin Booster, Satgas COVID-19: Tak Bisa Ditolerir!Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Herka Yanis).

Wiku menegaskan dalam sistem di aplikasi PeduliLindungi tidak mungkin ada kebocoroan. Menurut dia, 'permainan' ini karena ada yang memiliki akses untuk entry data yang berpotensi melakukan pelanggaran.

"Intinya petugas kesehatan yang melakukan vaksinasi data di lapangan harus memiliki integritas. Jika masyarakat menemukan (jasa sertifikat vaksin) laporkan ke penegak hukum," terangnya.

2. Diduga nakes di Bekasi tawarkan jasa sertifikat vaksin

Marak Calo Sertifikat Vaksin Booster, Satgas COVID-19: Tak Bisa Ditolerir!Siswi SMAN 1 PPU menunjukan sertifikat vaksin pasca divaksin (IDN Times/Ervan)

Jasa pembuatan sertifikat vaksin ini marak di media sosial jelang mudik. Mereka berlomba-lomba menawarkan harga dan kecepatan, terutama bagi pemudik yang belum divaksinasi booster.

IDN Times mencoba menelusuri salah satu akun jasa sertifikat vaksin. Akun tersebut mengaku seorang tenaga kesehatan atau nakes di sejumlah klinik di Kota Bekasi.

"Biasanya aku input orang yang mau suntik vaksin, cuma di klinik agak kurang, jadi aku buka bisnis aja kayak gini," bebernya.

Baca Juga: Sertifikat Vaksin Tidak Diakui di Luar Negeri, Kemenkes Buka Suara

3. Tawarkan harga mulai Rp 250 ribu

Marak Calo Sertifikat Vaksin Booster, Satgas COVID-19: Tak Bisa Ditolerir!Ilustrasi sertifikat vaksin COVID-19. (Pixabay.com/Tumisu)

Dia menawarkan harga yang berbeda untuk tiap sertifikat vaksin, untuk sertifikat vaksin dosis 1 dan 2, cukup merogoh kocek Rp250ribu, namun jika ingin mendapatkan sertifikat vaksin booster, harus membayar Rp350 ribu.

"Pelangganku dah banyak, jadi dijamin aman," ujarnya sambil mengirimkan daftar puluhan pelanggan.

4. Sertifikat muncul di PeduliLindungi tanpa suntik vaksin

Marak Calo Sertifikat Vaksin Booster, Satgas COVID-19: Tak Bisa Ditolerir!ilustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis).

Dia bahkan menjamin keaslian sertifikat vaksin tersebut, sebab yang menerbitkan adalah Kementerian Kesehatan.

"Di PeduliLindungi mana bisa palsu. Jadi yang ngirim sertifikat di Peduli Lindungi bukan aku, itu yang ngirim Kementrian Kesehatan, aku cuma input data, lalu kirim ke kemenkes," bebernya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya