Marak, Sertifikat Vaksin Booster Tanpa Suntik Dijual Rp450 Ribu

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mensyaratkan vaksinasi booster bagi pemudik yang akan melakukan perjalanan baik darat, laut, maupun udara. Nampaknya, kondisi ini dimanfaatkan sejumlah orang untuk mencari keuntungan dengan menawarkan jasa sertifikat vaksin tanpa disuntik.
Jasa pembuatan sertifikat vaksin ini marak di media sosial. Mereka berlomba-lomba menawarkan harga dan kecepatan, terutama bagi pemudik yang belum divaksinasi booster.
"Yang butuh sertifikat vaksin untuk perjalanan dinas, melamar kerja atau perjalanan mudik besok bisa inbox saya ya gaes,,, InsyaAllah 1000% Amanah pembayaran setelah proses selesai, dan masuk Aplikasi Peduli Lindungi,,, Gasspoll,, YG SAMA SAMA BISA JAGA AMANAH GASSSSSKEUN," tulis salah satu akun yang diduga calo sertifikat vaksin dalam sebuah grup di Facebook.
1. Harga jasa mulai Rp250 ribu

IDN Times mencoba menghubungi beberapa orang yang diduga calo sertifikat vaksin, mereka menawarkan berbagai harga mulai Rp250 ribu hingga Rp450 ribu per sertifikat, yang muncul di aplikasi Peduli Lindungi.
Salah seorang diduga calo yang enggan dituliskan namanya, mengaku baru dua bulan berkecimpung bisnis pembuatan sertifikat vaksin.
"Saya sebelumnya nganggur, saat itu diajak teman untuk nyari pasien yang butuh sertifikat vaksin tetapi tidak mau disuntik," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Kamis (28/4/2022).
2. Raup keuntungan Rp100 ribu per orang

Dia tergiur karena keuntungan yang didapat, bahkan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pria tersebut menyebutkan dari jasa yang ditawarkan, dia mendapatkan jatah Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per orang.
"Sebelum puasa, paling satu sampai dua orang, tapi saat ini kan banyak orang mau mudik, saya bisa dapat empat sampai lima orang sehari, ini saja banyak banget yang telepon entah dari mana," kata dia.
3. Penjualan dilakukan melalui media sosial

Dia menuturkan jasa yang ditawarkan bisa dilakukan melalui dunia maya, baik WhatsApp atau chat di media sosial. Menurutnya, konsumen cukup mengirimkan Nomor Induk KTP (NIK), nomor telepon, atau barcode pemberitahuan vaksinasi berikutnya jika sebelumnya sudah divaksinasi.
"Jadi cuma input data, besoknya sudah ke luar di aplikasi PeduliLindungi, data dijamin aman," katanya.
4. Jasa sertifikat vaksin dilakukan 'orang dalam'

Dia mengaku hanya sebagai perantara saja, namun yang menginput data pasien merupakan 'orang dalam' yang mempunyai akses untuk memasukkan data ke PeduliLindungi.
"Yang masukin orang dalam, saya hanya nawarin saja," ujarnya.
5. Nakes di Bekasi tawarkan sertifikat vaksin di PeduliLindungi

IDN Times mencoba menelusuri lagi akun salah satu jasa penyedia sertifikat vaksin. Akun tersebut mengaku seorang tenaga kesehatan alias nakes di sejumlah klinik di Kota Bekasi.
"Biasanya aku input orang yang mau suntik vaksin, cuma di klinik agak kurang, jadi aku buka bisnis aja kayak gini," bebernya.
Dia menawarkan harga berbeda untuk tiap sertifikat vaksin. Untuk sertifikat vaksin dosis 1 dan 2, cukup merogoh kocek Rp250ribu, namun jika ingin mendapatkan sertifikat vaksin booster harus bayar Rp350 ribu.
"Pelangganku dah banyak, jadi dijamin aman," ujarnya sambil mengirimkan daftar puluhan pelanggan.