DPR Minta Menkes Budi Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19

Jakarta, IDN Times — Wakil Ketua DPR RI Fraksi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.
Dasco mengaku telah meminta Komisi IX DPR RI sebagai mitra Kemenkes untuk memantau perkembangan kasus COVID-19 yang mengalami peningkatan selama sepekan terakhir.
“Kami minta Menkes untuk melakukan langkah cepat mengantisipasi hal-hal seperti ini (kenaikan kasus COVID-19),” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (10/11/2022).
1. Minta Kemenkes kaji ulang penggunaan vaksin COVID-19

Peningkatan kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir menjadi sorotan. Beberapa kasus meninggal akibat infeksi COVID-19 dikabarkan terjadi pada orang yang belum diberikan vaksinasi.
Terkait hal ini, Dasco mendorong agar Kemenkes kembali mengkaji percepatan vaksinasi COVID-19 dosis pertama menyasar pada orang-orang yang belum divaksin.
Hal itu dilakukan untuk mencegah lonjakan kasus yang dikhawatirkan terjadi dalam beberapa waktu mendatang.
“Apakah kemudian hal tersebut untuk memulai vaksin COVID-19 bagi yang belum atau vaksin gelombang berikutnya (digencarkan). Itu kami serahkan ke kemenkes,” ujarnya.
2. Kasus COVID-19 melonjak diiringi kasus kematian

Menurut laporan Satgas COVID-19, kasus baru COVID-19 mengalami lonjakan dalam sepekan terakhir. Memasuki November 2022, kasus COVID-19 melonjak ke angka 4.707 sehari setelah sebelumnya berada di kisaran 1.000-2.000 kasus sehari.
Kasus baru COVID-19 terus meningkat dalam sepekan pertama November. Tercatat pada 4 November kasus baru mencapai 5.303 kasus.
Kemudian naik menjadi 6.601 kasus pada 8 November, terbaru pada 9 November kasus di angka 6.184 kasus.
Seiring dengan peningkatan kasus baru COVID-19, angka kematian pun turut mengalami peningkatan.
Dalam tiga hari terakhir, angka kasus kematian berada di kisaran 30-43 kasus sehari. Rinciannya pada 7 November 42 kasus, 8 November 38 kasus, dan 9 November 43 kasus.
3. Peningkatan kasus diduga karena varian XBB

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril mengatakan terdapat 12 kasus terinfeksi COVID-19 sub varian XBB yang memicu kenaikan kasus di Indonesia.
Varian ini dikabarkan lebih cepat menular sehingga masyarakat diminta kembali mematuhi protokol kesehatan.
“Kita belum bisa dikatakan aman dari pandemik COVID-19, mengingat mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi," katanya.