DPR Sebut Jemaah yang Lunasi Biaya Haji Lebihi Ambang Kuota

- Kuota haji 2025 sudah terisi penuh, melebihi ambang batas kuota
- Jemaah haji yang melunasi biaya tapi belum berangkat akan menjadi cadangan
Jakarta, IDN Times – Ketua Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB, Marwan Dasopang, menegaskan, kouta haji 2025 sudah terisi penuh. Jemaah haji yang sudah melakukan pelunasan biaya haji melebihi ambang batas kuota.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia dipastikan sudah siap memberikan pelayanan bagi para jemaah.
“Menurut laporan, kuota haji sudah terisi semua. Bahkan yang melunasi itu sudah melebihi ambang batas kuota,” kata dia, dalam keterangannya, dikutip Jumat (18/4/2025).
1. Jemaah yang belum berangkat tapi sudah lunas jadi cadangan

Kuota haji Indonesia 2025 sebanyak 221 ribu jemaah. Rinciannya, 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus. Menurut dia, walaupun jemaah haji reguler hanya 203.320 orang, tapi yang sudah melakukan pelunasan biaya haji sebanyak 215 ribu jemaah.
Dia mengatakan, jemaah haji yang sudah melunasi biaya haji 2025, tapi belum bisa berangkat tahun ini, maka akan menjadi jemaah haji cadangan. Mereka siap menjadi jemaah haji cadangan sehingga akan diproyeksikan dan didahulukan untuk berangkat ibadah haji tahun depan.
“Jadi, baik yang reguler maupun yang khusus sudah terpakai semua. Dengan catatan tidak melanggar hak orang lain yang berangkat,” kata dia.
2. Komisi VIII mau semua kuota haji terpakai

Marwan mengatakan, pihaknya ingin memastikan semua kuota haji terpakai dengan baik dan tidak ada yang tersisa. Selain itu, jangan sampai ada jemaah yang melangkahi hak orang lain atau memberikan kuota kepada jemaah tenol atau tahun nol.
Komisi VIII juga ingin memastikan persiapan haji di Tanah Air, baik dari sisi jemaah maupun infrastruktur di embarkasi. Semua persiapan di Indonesia harus sudah siap karena waktunya tinggal 15 hari.
Selanjutnya, pihaknya ingin memastikan persiapan di Arab Saudi. Komisi VIII mendorong pemerintah untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi, khususnya di Mina.
Sebanyak 203 ribu jemaah regular akan menempati area Mina yang kecil. Menurut hitungan yang sudah dilakukan, setiap jemaah hanya punya ruang 0,8 meter.
“Duduk saja sulit, maka kita memberikan dorongan, skema tanazul, maksudnya tanazul ini jemaah tidak bermalam di tenda Mina, tapi bermalam di hotel masing-masing. Bermalam di hotel masing-masing ini tetap menjadi tanggung jawab syarikah (perusahaan). Syarikah ini pelayan yang memberikan layanan kepada jemaah haji Indonesia,” kata dia.
3. Delapan syarikah bakal layani jemaah Indonesia

Ketua DPP PKB itu mengatakan, ada dua skema yang disiapkan, yaitu murur, tidak turun dari bus di Muzdalifah. Jemaah tetap di bus dan akan bermalam dengan dibawa bus ke Mina. Mereka tidak bermalam di tenda Mina, tapi langsung melontar jamarot.
“Dari jamarot turun ke hotel, itu jaraknya sekitar 1,5 km dan mereka di situ menginap di hotel. Tentu lebih nyaman, lebih lapang dan konsumsi ditanggung syarikah, bukan ditanggung masing-masing,” kata dia.
Marwan mengatakan, sebanyak 8 syarikah akan melayani jemaah Indonesia. Setiap syarikah akan melayani jemaah yang akan tanazul dan murur.
“Ini terobosan yang menurut kami perlu dikawal. Siapkah ini? Dari laporan, mereka siap. Tapi karena ini melibatkan berbagai pihak, kami mendapat laporan bahwa yang melayani jemaah sebanyak 8 syarikah,” kata dia.



















