Demo Buruh 1 September: Apa yang Menjadi Alasan Mereka Berdemo?

Mengawali September hari ini, buruh-buruh di 20 provinsi seluruh Indonesia melakukan aksi unjuk rasa. Demo yang paling menarik perhatian adalah demo di Jakarta yang berasal dari seluruh buruh di Jabodetabek. Demo mulai pukul 10.00 WIB dengan titik kumpul di Patung Kuda, Jakarta
Kabar yang terdengar ada sekitar 50.000 pendemo yang melakukan aksi unjuk rasa. Namun bisa saja jumlah pengunjuk rasa ini lebih sedikit dari jumlah yang diperkirakan.
.png)
Ngerie..kalau buruh udah bergerak ~ #demo— R0bbie ShiR0 (@Robiesiro) September 1, 2015
Kira-kira, mengapa yaa para buruh ini berdemo? Mungkin ini bisa menjadi alasannya.
Isu utamanya adanya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akibat turunnya nilai rupiah.
Imbasnya ekonomi mengalami kelesuan dan berpotensi terjadi ledakan PHK besar-besaran. Asosiasi Pertekstilan Indonesia dalam sejumlah laporan menyebutkan, ada sekitar 60.000 buruh tekstil yang diberhentikan karena daya beli yang melemah dan ongkos produksi yang naik. Sementara itu, data Kementerian Ketenagakerjaan menyebut jumlah buruh yang diberhentikan pasca Lebaran mencapai 30.000 orang.
UMP yang dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan hidup juga menjadi pemicunya.

Dalam unjuk rasa kali ini, tuntutan utama buruh adalah kenaikan upah sebanyak 22 persen untuk 2016. Selain itu, mereka juga meminta program bantuan langsung tunai untuk meningkatkan kembali daya beli yang menurun.
Seiring dengan akan hadirnya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pada Desember mendatang.
Banyak tenaga asing yang semakin bebas untuk bekerja di Indonesia. Tentu hal ini mengancam penduduk lokal yang semakin sulit dalam mencari lapangan kerja.
Dan ternyata hal-hal ini juga menyebabkan mereka demo buruh.
1. Punya latar belakang yang sama.

Persamaan latar belakang sebagai buruh dengan upah yang sama pula (sesuai UMP) adalah alasan mereka demo, senasib sepenaggungan deh! Semakin memiliki nasib yang sama, semakin kompak para buruh ini.
2. Berjuang untuk satu hal yang sama, yakni untuk hidup lebih baik


Aneh? Tapi ada juga lho. Biarpun dalam suasana demo, eksistensi dalam media sosial masih penting.
Sah-sah saja sih melakukan demo. Asal tetap tertib, nggak anarkis dan punya tujuan yang jelas serta menggunakan cara yang cerdas seperti ini.

Dengan cara yang seperti ini, maka keluhan buruh pun tentu dapat disampaikan dengan jelas dan tepat sasaran. Jadi tidak perlu sebenarnya merusak fasilitas umum itu.