21 Tahun Munir, Suciwati: Spirit Munir Hidup dalam Generasi Z

- Suciwati menyebut Munir sebagai figur langka yang berani berbicara lantang di masa rezim otoriter yang penuh represi militeristik.
- Keberanian Munir menjadikan supremasi sipil semakin kuat di Indonesia, namun ia dibungkam dengan cara dibunuh.
- Semangat Munir tidak pernah padam dan terus lahir dari generasi ke generasi, terlihat dalam aksi Kamisan oleh generasi muda.
Jakarta, IDN Times – Sudah lebih dari dua dekade sejak Munir Said Thalib, aktivis hak asasi manusia (HAM), dibunuh dengan racun arsenik di atas pesawat Garuda Indonesia pada 7 September 2004. Namun, semangat dan keberanian Munir masih hidup hingga hari ini, terutama di tengah generasi muda.
Istri Munir, Suciwati, mengenang suaminya bukan hanya sebagai seorang pejuang HAM, tetapi juga sosok dengan rasa cinta luar biasa pada bangsa dan negara.
“Kalau yang dikenang dari Cak Munir itu jelas keberaniannya. Rasa cintanya pada negara ini luar biasa. Dia konsisten terhadap penegakan HAM. Harusnya negara ini berterima kasih pada dia, karena pengakuan HAM di Indonesia juga diakui dunia internasional lewat suaranya,” ujar Suciwati kepada IDN Times, Sabtu (6/9/2025).
1. Munir figur yang langka

Suciwati menyebut Munir sebagai figur langka yang berani berbicara lantang di masa rezim otoriter yang penuh represi militeristik.
“Kita dulu saja gak berani ngomong. Tiba-tiba ada seorang Munir yang langsung menunjuk pada orang-orang jahat yang berkuasa, sementara kita semua bungkam puluhan tahun. Itu yang membuat banyak orang kaget sekaligus kagum,” ucapnya.
2. Munir dibunuh karena kritis

Menurutnya, keberanian Munir menjadikan supremasi sipil semakin kuat di Indonesia. Ia mendapat apresiasi luas, baik di dalam negeri maupun internasional. Namun, alih-alih mendapat penghargaan, Munir justru dibungkam dengan cara dibunuh.
“Harusnya seorang anak bangsa seperti dia diberi tanda jasa karena mengkritik demi kebaikan. Tapi justru dia dibunuh. Itulah bentuk kekejaman penguasa di negeri kita,” kata Suciwati.
3. Spirit Munir ditularkan ke Gen Z

Meski kehilangan Munir tak tergantikan, Suciwati meyakini bahwa semangatnya tidak pernah padam. Kini, ia melihat keberanian itu berlipat ganda dalam diri generasi muda dalam aksi Kamisan.
“Hari ini kita bisa melihat banyak anak muda Gen Z yang kritis dan berani bersuara. Itulah spirit yang ditularkan Munir, dan akan terus lahir dari generasi ke generasi,” ujarnya.