Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diaspora RI di Sydney Gelar Aksi Damai Serukan 17+8 Tuntutan

ae149c35-b8f7-40ac-acd7-33c46c267668.jpeg
Diaspora Indonesia di Sydney gelar aksi damai, serukan 17+8 tuntutan ke pemerintah RI. (Dok. GUSAR).
Intinya sih...
  • Diaspora RI di Sydney menggelar aksi damai
  • GUSAR usung 17+8 tuntutan, termasuk hak sipil, reformasi politik-hukum, dan perbaikan ekonomi
  • Komitmen pemantauan dan solidaritas diaspora untuk memulihkan kepercayaan publik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Lebih dari 250 diaspora Indonesia di Sydney berkumpul di Victoria Park pada Sabtu (6/9/2025), untuk menggelar aksi damai yang diinisiasi Gerakan untuk Sydney Bersuara (GUSAR). Aksi ini digelar secara inklusif, tertib, dan ramah keluarga, sesuai ketentuan otoritas setempat di New South Wales.

GUSAR merupakan gerakan kolektif, non-partisan, dan non-afiliasi yang dibentuk oleh warga Indonesia di Sydney. Aliansi ini mengampanyekan paket 17+8 tuntutan yang mencakup pemulihan hak sipil, pembenahan politik-hukum, serta reformasi ekonomi.

“Kontrak sosial dalam UUD 1945 mewajibkan negara melindungi segenap bangsa dan menyejahterakan seluruh warga. Ketika kebijakan dan praktik di lapangan menyimpang, diaspora tidak boleh diam, kami memilih bersuara, tertib, dan jelas arah,” kata Mahesti Hasanah, salah satu fasilitator aliansi GUSAR.

1. Diaspora tak mau tinggal diam

pemandangan Sydney Harbour Bridge (pexels.com/benmack)
pemandangan Sydney Harbour Bridge (pexels.com/benmack)

Dalam pernyataannya, GUSAR menilai kontrak sosial yang dijanjikan UUD 1945 tengah melemah. Kebijakan fiskal dan ekonomi dianggap tidak berpihak pada rakyat, sementara respons pemangku kepentingan terhadap tuntutan akar rumput masih minim.

“Privilese pejabat dan minimnya transparansi merusak legitimasi; pendekatan keamanan kerap mengganggu kebebasan sipil. Pada saat yang sama, beban hidup rakyat kian berat,” lanjut Mahesti dalam pernyataan GUSAR, Minggu (7/9/2925).

Hal serupa disampaikan oleh Ifana Tungga, mahasiswa asal Kupang yang kini menempuh studi di University of Sydney. “Ketika kanal partisipasi menyempit, diaspora tidak memilih diam. Kami merawat harapan dengan bersuara; tertib, damai, dan jelas arah,” ujarnya.

2. Tuntutan dan agenda inti GUSAR yakni 17+8

Unggahan 17+8 tuntutan rakyat
Unggahan 17+8 tuntutan rakyat (instagram.com/andocidalopez)

Platform GUSAR dikenal dengan sebutan 17+8 tuntutan, yang mencakup tiga ranah besar: hak sipil, reformasi politik-hukum, dan perbaikan ekonomi. Di antaranya adalah tuntutan agar TNI kembali ke barak, penghentian kekerasan dan kriminalisasi masyarakat sipil, pembebasan demonstran, reformasi DPR dan partai, perampasan aset hasil korupsi, hingga reformasi pajak berkeadilan.

Untuk memudahkan pelaksanaan, GUSAR merumuskan tiga agenda inti, yakni pertama, supremasi sipil dalam keamanan publik: Polri fokus pada kamtibmas, TNI hanya terlibat dalam keadaan luar biasa dengan dasar hukum jelas. Kedua, pembaharuan sistem dan tata kelola DPR/partai: transparansi keuangan, standar etik yang ketat, dan jaminan fungsi oposisi.

Ketiga, perampasan dan pengelolaan aset: rampas aset korupsi, kelola untuk layanan publik, selaraskan reformasi pajak, serta perkuat perlindungan pekerja.

“Agenda inti ini adalah paket kebijakan prioritas, terukur, dan tidak melebar – agar 17+8 bisa diwujudkan secara nyata,” demikian penegasan GUSAR dalam pernyataannya.

3. Komitmen Pemantauan dan Solidaritas Diaspora

Unggahan 17+8 tuntutan rakyat
Unggahan 17+8 tuntutan rakyat (instagram.com/andocidalopez)

GUSAR menyatakan, akan terus memantau dan mengevaluasi kerja pemerintah maupun wakil rakyat yang dianggap tidak selaras dengan mandat konstitusi. Pemantauan berbasis data, laporan berkala kepada publik, serta advokasi non-kekerasan akan menjadi strategi utamanya.

Aliansi ini juga berkomitmen menciptakan ruang aman bagi siapa pun untuk menyampaikan pendapat. “GUSAR akan terus menjadi ruang aman bagi siapa pun untuk menyampaikan pendapat, kegelisahan, dan harapan secara tertib, non-kekerasan, dan menghormati martabat manusia,” tulis pernyataan resmi GUSAR.

Selain itu, GUSAR menekankan pentingnya solidaritas lintas komunitas. “Kami juga akan membangun dan merawat solidaritas, baik dengan komunitas diaspora secara internasional maupun masyarakat madani di Indonesia, untuk saling menguatkan, berbagi sumber daya, dan memastikan suara warga tetap terdengar dan berdampak,” lanjut pernyataan itu.

Di akhir aksinya, GUSAR menyerukan satu pesan bersama. “Bersama, kita memulihkan kepercayaan publik dan mengembalikan politik kepada rakyat,” ujar mereka.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

Ketika Mabes Klarifikasi Isu yang Dinilai Adu Domba TNI dengan Polri

07 Sep 2025, 19:15 WIBNews