Tokoh-tokoh Bersejarah dalam Perjalanan Organisasi Muhammadiyah

Muhammadiyah telah berkiprah selama 108 tahun

Jakarta, IDN Times - Organisasi Muhammadiyah yang didirikan KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta, telah berkiprah selama hampir 110 tahun lamanya. Sejarah mencatat, Muhammadiyah telah membantu Republik Indonesia untuk meraih, mempersiapkan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia sampai sekarang.

Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, perserikatan Islam ini mulanya didirikan untuk memurnikan ajaran Islam melalui sebuah pendidikan modern yang memadukan antara pelajaran agama dan umum. Gagasan pendidikan Ahmad Dahlan ini saat itu merupakan pembaruan untuk mengembangkan kualitas masyarakat Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, gagasan baru muncul mengenai kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi. Gagasan tersebut dikemukakan dari hasil diskusi antara Kiai Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo, yakni R. Budiharjp dan R. Sosrosugondo.

Maka pada 18 November 1912 bertepatan dengan 8 Zulhijah 1330 Hijriah, organisasi bernama Muhammadiyah resmi berdiri di Yogyakarta, Jawa Tengah. Organisasi ini mengajukan pengesahannya pada 20 Desember 1912 dengan mengirim Statuten Muhammadiyah (Anggaran Dasar Muhammadiyah) dan baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.

1. Tokoh guru yang berperan besar dalam gagasan KH Ahmad Dahlan

Tokoh-tokoh Bersejarah dalam Perjalanan Organisasi Muhammadiyah(Ilustrasi) IDN Times/Axel Jo Harianja

Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya merupakan manifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan KH Ahmad Dahlan. Kala itu, setelah Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada 1903, Ahmad Dahlan mulai menyampaikan benih pembaruan di Indonesia.

Gagasan pembaruan itu diperoleh Kiai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Makkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kiai Nawawi dari Banten, Kiai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kiai Fakih dari Maskumambang.

Kemudian juga merupakan buah dari membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam, seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan yang sudah diembannya, sekembalinya ke Indonesia, KH Ahmad Dahlan memberikan ide dan gerakan pembaruan melalui Muhammadiyah.

Baca Juga: Muhammadiyah: Dunia Nyaris Bisu Lihat Serangan Israel ke Palestina

2. Kepemimpinan Muhammadiyah pada tahun awal pendirian

Tokoh-tokoh Bersejarah dalam Perjalanan Organisasi MuhammadiyahKH Ahmad Dahlan (Website/opac.perpusnas.go.id/)

Dalam mengkisahkan perjalanan Muhammadiyah dari masa ke masa, maka akan terlihat alur kepemimpinan Muhammadiyah berdasarkan periode. Dengan latar belakang situasi yang berbeda-beda, para pemimpin Muhammadiyah ini berhasil mempertahankan eksistensi organisasi Islam tersebut.

Periode kepemimpinan pertama dipimpin oleh KH. Ahmad Dahlan, sejak 1912 hingga 1923. Setelah 11 tahun memimpin Muhammadiyah, kepemimpinan ini dilanjutkan oleh KH. Ibrahim (1923-1934). Pada periode kepemimpinan kedua ini, Muhammadiyah mulai melebarkan sayapnya ke beberapa daerah di luar Jawa.

Pemimpin selanjutnya ialah KH. Hisyam (1932-1936), KH. Mas Mansyur (1936-1942), dan Ki Bagus Hadi Kusuma (1942-1953). Ketiga pemimpin tersebut telah memberikan perubahan pada kegiatan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Muhammadiyah.

Selain itu juga memberikan inovasi dalam pembentukan cabang organisasi Muhammadiyah, seperti pembentukan Majelis Pimpinan Perekonomian (1935), Bank Muhammadiyah (1937), dan ikut mempelopori berdirinya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI).

3. Momentum kepemimpinan Muhammadiyah periode pertengahan hingga saat ini

Tokoh-tokoh Bersejarah dalam Perjalanan Organisasi MuhammadiyahKetum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pada Milad Muhammadiyah Ke 107 di Gedung Sportorium UMY, Senin malam (18/11). IDN Times/Humas dan Protokol UMY

Kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh A.R. Sutan Mansyur (1952-1959), KH M Yunus Anis (1959-1962), KH Ahmad Badawi (1962-1968), KH. Fakih Usman (1968-1971), dan KH A.R. Fachrudin (1971-1990).

Dari kelima pimpinan tersebut, tercipta beberapa momentum dalam sejarah organisasi Muhammadiyah. Adapun momentum bersejarah tersebut ialah Sidang Tanwir (1955) yang membicarakan Konsepsi Negara Islam, Muhammadiyah bersama umat Islam saat itu bersatu untuk melawan Partai Komunis Indonesia (PKI), dan tantangan mengubah azas Islam menjadi Pancasila seperti ideologi bangsa Indonesia.

Organisasi Muhammadiyah selanjutnya dipimpin oleh KH. Ahmad Azhar Basyir (1990-1995), (H. Amien Rais (1995-1998), H. Ahmad Syafii Maarif (1998-2005), KH. Din Syamsudin (2005-2015), dan KH. Haedar Nashir (2015-2020).

Dari ke 15 nama pemimpin Muhammadiyah itulah yang telah berjasa mempertahankan eksistensi organisasi Muhammadiyah hingga saat ini. Sehingga, Muhammadiyah dapat berperan penting dalam sektor pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat Indonesia.

Baca Juga: PP Muhammadiyah Ungkap 3 Hal Penyebab Jumlah Kiai Kian Menurun

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya