Film Dirty Vote Sebut Ada Kecurangan Pemilu, Zulhas: Gimana Caranya?

Jakarta, IDN Times - Film dokumenter Dirty Vote sedang menjadi pembahasan sejumlah pihak. Film tersebut menggambarkan sejumlah dugaan kecurangan proses Pemilu 2024.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), mengaku belum menonton film tersebut. Namun, Zulhas menegaskan, tak percaya dengan adanya praktik kecurangan pemilu.
"Zaman gini mana bisa curang? Masa zaman gini masih bisa curang itu gimana? Memang masih ada yang rahasia? Curang itu gimana caranya sekarang itu?" ujar Zulhas di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (12/2/2024).
1. Zulhas sebut yang mau curang juga tidak bisa

Zulhas mengatakan, pihak yang ingin melakukan kecurangan juga tidak bisa. Sebab, semua prosesnya dilakukan terbuka.
"Yang mau juga saya kira nggak akan dapat. Gimana? Iya toh? Gimana? Semua terbuka, rapat yang paling rahasia pun juga gak ada rahasia. Terus kalau curang itu gimana caranya?" ucap dia.
2. PDIP: Film Dirty Vote suarakan kebenaran politik di lapangan

Sebelumnya, Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan film dokumenter Dirty Vote menyuarakan kebenaran politik di lapangan. Menurutnya, film tersebut mampu mengungkap kecurangan Pemilu 2024.
"Film Dirty Vote yang sedang ramai diperbincangkan saat ini menyuarakan kebenaran dinamika politik di lapangan. Film ini merupakan kritik terhadap Presiden dan penyelenggara pemilu dengan harapan agar Pemilu demokratis dan jurdil dapat diwujudkan. Film ini mampu mengungkapkan berbagai kecurangan Pemilu yang dilakukan secara masif, bahkan campur tangan kekuasaan istana sangat kental terasa," ujar Hasto dalam keterangannya, Senin (12/2/2024).
3. Kecurangan pemilu dinilai bermula dari manipulasi hukum di MK

Hasto menjelaskan, berdasarkan film Dirty Vote, kecurangan pemilu bermula dari manipulasi hukum di Mahkamah Konstitusi (MK), hingga keberpihakan Istana kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka melalui penunjukkan penjabat (Pj) kepala daerah.
“Berbagai fakta yang diungkapkan dalam film Dirty Vote mewakili berbagai tekanan yang dialami Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan. Dalam pertimbangan akal sehat, nurani, dan moral, kami sungguh tidak menyangka Pak Jokowi sudah berubah seperti itu. Menempatkan kekuasaan di atas segalanya. Berbagai rekayasa kecurangan tersebut sangat merugikan Ganjar-Mahfud," kata dia.
Bagi PDI Perjuangan, kata Hasto, pemilu merupakan kontestasi yang sakral karena bersumber pada suara rakyat.