Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Forum R20 di Bali Selesai, Gus Yahya: Hasilnya Masih Disusun

(Dok. lTN PBNU/Suwitno)

Bali, IDN Times - Forum Agama G20 atau Religion of Twenty (R20) belum menyimpulkan hasil konferensi para tokoh agama dan sekte dunia itu. Namun, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai penyelenggara forum ini menyatakan hasil forum ini masih disiapkan tim kecil.

Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, mengatakan forum R20 tidak menghasilkan deklarasi, konvensi atau semacamnya, tapi hanya berupa komunike atau kesimpulan hasil forum internasional ini. Komunike sedang disiapkan tim kecil.

"Ini sedang dikerjakan karena kita tahu jadwalnya ketat sekali. Peserta juga harus istirahat, dan mudah-mudahan nanti malam bisa disepakati. Semua sudah dilakukan, tinggal dibahasakan saja," ujar kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu, usai menutup acara R20 di Nusa Dua, Bali, Kamis (3/11/2022).

"Ini hanya penjelasan tentang kesimpulan dari pembicaraan selama konferensi, makanya kita sebut komunike, bukan konvesni, deklarasi atau joint statmenet. Insyaallah malam ini bisa diselesaikan," tegas dia.

1. Tokoh agama harus duduk bersama sebagai langkah awal menuju tujuan R20

Director OHR Torah Stone, Rabbi Dr. Yakov Nagen [kiri] saat berbincang dengan delegasi Liga Muslim Dunia di sela Forum R20, Nusa Dua, Bali, Rabu (2/11/2022). (IDN Times/Rochmanudin)

Yang terpenting, kata Gus Yahya, telah terbangun sebuah wadah yang menjembatani keinginan bersama dari pemuka agama dunia untuk mencapai tujuan R20 sendiri, yakni agama hadir menjadi solusi berbagai problematika dunia, bukan sebagai masalah.

"Dari semua agama, kebangsaan tergbaung dalam aliansi global yang akan berjuang untuk sebuah misi mulia, yaitu berjuang untuk membangun dan melaksanakan inisiatif konkret, agar tercipta jembatan di tatanan bangsa-bangsa. Sehingga kemudian terbangun kesepahaman dan kehendak bersama untuk mengembangkan peradaban tatanan kemanusiaan dan dunia," ujar dia.

Itu semua, menurut Gus Yahya, harus ditempuh dengan diawali dialog yang jujur dan realistik. Tidak menyembunyikan masalah, tetapi bicara terbuka tentang apa yang terjadi di lingkungan atau komunitas masing-masing guna mencari solusi bersma.

"Pada tahap selanjutnya, agama-agama ini akan meraih posisi kuat untuk menawarkan nilai-nilai spiritual untuk disuntikan, diinfuse ke dalam struktur-strukur kekuatan sosial politik dalam dinamika global. Ini adalah hal-hal yang ada di komunike bersama yang sekarang sedang digarap tim khusus," ujar dia.

Logikanya, menurut Gus Yahya, sebuah masalah besar tidak mungkin dapat diselesaikan dalam waktu singkat, apalagi dalam sebuah forum R20 yang berlangsung dua hari. Karena itu, kata dia, perlu tahapan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama di forum agama ini.

"Maka kita sampaikan contoh-contoh dari kalangan gereja katolik, dari NU, dan lain-lain. Jadi ke depannya akan jadi perjuangan panjang, makanya kita ingin ini (R20) jadi gerakan. Kita harus melihat setiap agama berbeda. Makanya ada pihak-pihak yang diwaspadai, konteks ini yang harus diperbaiki," kata dia.

2. NU akan simultan bahas masalah peradaban dunia sebagai tindak lanjut R20

(LTN PBNU/Kholillul Rahman)

Kendati, Gus Yahya menyebut, Nahdlatul Ulama (NU) sebenarnya berniat simultan membahas masalah-masalah keagamaan dan apa yang menjadi tujuan R20, serta melakukan muktamar peradaban internasional awal 2023.

"Awal Februari 2023 sekurang-kurangnya 200 titik halakoh di Indonesia. Ini yang sebabkan kiai-kiai semua lapisan akan bahas fikih perdaban, bagaimana agama lihat perdaban sekarang. Sekarang ini sudah mulai berlangsung," kata dia.

Gus Yahya menegaskan forum R20 berasal dari 32 negara, artinya sudah global dan diharapkan bertambah lagi yang sebagian besar pemimpin agama, ada juga diplomat, pengusaha, akademisi, dan sebagainya. Artinya, ini sudah menjadi modal awal bagi R20 mencapai tujuan bersama.

"Kita akan berjuang bersama menuju solusi-solus konkret. Ada masalah muslim di India, Nigeria, bahbkan Amerika dan sebagainya. Agama-agama harus bertanggung jawab. Kalau kita beriman kita harus tanggung jawab. Ini yang akan dilakukan bersama. Tahap sekarang mungkin belum, Anda mungkun jadi saksi semangat, antusiasme peserta (R20). Mudah-mudahan bisa tumbuh jadi kemanfaatan bersama," ujar dia.

3. Kejujuran dan keterbukaan jadi pembeda di forum R20

Tokoh agama dunia saat sesi foto bersama usai pembukaan Forum R20 di Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Rabu (2/11/2022). (Dok. LTN PBNU/Suwitno)

Gus Yahya mengklaim ada yang membedakan antara forum R20 dengan dialog keagamaan lainnya, yakni adanya kejujuran dan keterbukaan. Di forum ini, kata dia, tokoh agama dan sekte diminta jujur dan terbukan tentang masalah mereka masing-masing, agar menjadi pelajaran dan mudah mencari solusinya.

"Bedanya ini jujur semua forum ini, jujur, Anda dengar kan tadi dari Nigeria, bagaimana minoritas muslim persekusi katolik. Hindu persekusi Islam di India. Ini bukan sekadar kami ajaran kami baik, agama kami terbaik, di sini (R20) bicara terbuka, jujur, untuk berjuang bersama, dan semua menyangkut agama kalau dibiarkan terus, agama akan kehilangan kredibilitasnya," kata dia.

"Ini tanggung jawab semua yang beriman. Seperti Gand Mufti bicara jujur, bagaimana rabbi tentang hal-hal yang prolematis. Kita sudah mulai bicara jujur dan akan bertahap dengan kejujuran ini danna berjuang bersama untuk masalah dunia," ujar dia.

4. Persiapan R20 di India dan kontroversi kelompok Hindu sayap kanan

(Dok. lTN PBNU/Suwitno)

Perihal persiapan R20 di India pada 2023, Gus Yaha menjelaskan, sudah ada pembahasan dalam forum ini. Bahkan, sudah ada kesepakatan tenang tempat yang akan dijadikan sebagai sekretariat forum keagamaan ini di Amerika Serika.

"Pertama NU sudah lakukan kerja sama disepakati dengan satu lembaga organisasi yang didirikan Kai Mustofa Bisri di AS. Di situ ada orang-orang yang bergabung dari berbagai kalangan, ada dari Harvard, dan kami juga undang nanti dari Syekh Al-Issa (Sekjen Liga Muslim Dunia). Nah, sudah ada kesepakatan akan organisasi ini jadi sekretariat permanen R20," ujar dia.

Hal lainnya jelang persiapan R20 di India dan juga R20 di Indonesia, soal
organisasi kelompok sayap kanan Hindu di India, Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS)--yang menjadi sorotan karena diundang dalam R20 di Bali, Gus Yahya menyebut, kelompok RSS akan bersedia hadir ke forum ini dan duduk bersama mencari solusi masalah diskriminasi pada umat muslim di India.

"Pertama bahwa Sri Ram Madhav Varanasi (Founding Member of The Governing Council, India Foundation) sudah dengar apa yang disampaikan dari mereka, dan mereka semua dikasih lihat masalahnya, dan tak mengingakari juga mereka juga punya value. Kalau ada masalah yang bisa diatasi, mereka bersedia," ujar dia.

"Mereka sudah diberitahu kita ajak di forum ini akan menjadi terbuka, mereka mau datang. Karena secara realistik para pemimpin India tak mungkin bertahan kalau masalah ini berlarut-larut. Dan tahun depan kita akan di India dan menuju R20 lain kita akan lakukan satu upaya yang menjadi gerakan dan untuk bangun dunia," sambung Gus Yahya.

Selain itu, kata Gus Yahya, PBNU akan memohon kepada pemerintah untuk mengusulkan forum R20 diterima sebagai grup resmi, yang sekarang sebagai engagement event, nah kita mohon pemerintah Indonesia disepakati sebagai official event dari tahun ke tahun setiap G20 yang akan datang," kata Gus Yahya.

 

5. Kunjungan persiapan R20 ke Yogyakarta dan Magelang

ilustrasi Candi Borobudur (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Sebagai rangkai acara forum R20, partisipan akan diajak berkunjung ke Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah, pada 4-6 November 2022. Di Jogja, undangan akan makan malam bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X dan juga melihat tradisi dan kehidupan harmonisasi di sana.

"Besok peserta akan berangkat ke Jogja, yang sudah mendaftar sudah ada sekitar 150-200 orang untuk program di Jogja sampai 6 November. Tujuanya adalah setelah peserta sekarang mengenal dari R20, kita ingin beri pengalaman peserta agar latar belakang seperti apa yang memungkinkan NU berani ambil inisiatif gelar R20. Misalnya ke Borobudur, bukan hanya tunjukan keindahan, tapi juga umat Hindu dan Muslim hidup berdampingan di sana. Kita ajak ke Mendut, kita ingin lihatkan mereka yang berbeda, meski berbeda tetap harmonis.," ujar dia.

"Kita juga akan disambut Keraton Jogja, Sultan Hamengkubowono X dan besok malam di Jogja akan menjadi tuan rumah makan malam deangan para partisipan R20," sambung Gus Yahya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us