Global Terrorism Index: Indonesia di Posisi 30, Kategori Medium

- Indonesia berada di posisi ke-30 pada laporan GTI
- Terjalin kerja sama multi pihak dalam penanggulangan terorisme
- BNPT harapkan kerja sama dengan IEP untuk meningkatkan kapasitas personel
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Eddy Hartono, mengatakan jika Indonesia saat ini berada di posisi ke-30 pada laporan Institute for Economics and Peace (IEP) terkait Global Terrorism Index (GTI).
Eddy menyebut, GTI menjadi referensi lembaganya untuk merumuskan kebijakan dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia.
"Selama ini GTI menjadi acuan dan panduan kita dalam melihat perkembangan upaya penanggulangan terorisme di tanah air dan Pemerintah Indonesia telah mencantumkan GTI dalam dokumen RPJMN 2025-2029 sebagai rujukan kemajuan upaya penanggulan terorisme tersebut serta perumusan kebijakan," ujar Eddy dalam keterangannya, Kamis (10/4/2025).
1. Indonesia masuk pada kategori medium impact terrorism

Eddy menjelaskan, Indonesia berada pada posisi ke-30, masuk pada kategori medium impact terrorism.
"Posisi tersebut merupakan penilaian atas upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme di Indonesia yang mengedepankan kolaborasi multi pihak kementerian/lembaga termasuk TNI dan Polri, serta masyarakat," ucap dia.
2. BNPT harap ada jalin kerja sama dengan IEP

Eddy menyampaikan, BNPT juga berharap ada kerja sama dengan IEP, terutama dalam meningkatkan kapasitas personel dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia.
Menurutnya, indikator GTI terkait dampak terorisme di suatu negara seperti, jumlah kejadian, korban jiwa, korban luka dan jumlah sandera.
3. IEP tertarik terhadap cara penanggulangan terorisme di Indonesia

Dalam kesempatan itu, Founder dan CEO IEP, Steve Killelea mengaku tertarik dengan cara penanggulangan terorisme di Indonesia. Mereka ingin melakukan studi di Indonesia.
"Upaya penanggulangan terorisme dilakukan secara humanis tidak berujung pada konflik dan menjunjung tinggi supremasi hukum. Kami tertarik untuk melakukan studi kasus untuk rujukan bagaimana pendekatan ini digunakan dalam melawan ekstremisme kekerasan yang mengarah pada terorisme," kata Steve.