Profil SMA Kolese Kanisius, Sekolah Terbaik di Jakarta Pusat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - SMA Kolese Kanisius menjadi sekolah terbaik di Jakarta Pusat dengan nilai rata-rata Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada tahun 2022. Data tersebut dihimpun Kemdikbudristek melalui Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Kepala Sekolah SMA Kolese Kanisius, Thomas Gunawan Wibowo mengatakan prestasi itu bukan target utama yang dikejar. Menurutnya, keberhasilan Kanisius menjadi yang terbaik di Jakarta Pusat adalah buah dari apa yang selama ini sudah dilakukan.
"Karena kita sungguh-sungguh, buahnya prestasi itu," ujarnya saat ditemui IDN Times di kantornya.
1. SMA Kolese Kanisus ajarkan agar siswa punya otak, hati, dan tangan yang baik
Kolese Kanisius mendidik sekolahnya dengan cara pendekatan pribadi. Thomas menyebut, sekolah yang 100 persen siswanya laki-laki ini berusaha mengembangkan potensi setiap anak menjadi pribadi yang utuh.
"Utuh artinya pendidikan kita mengarah pada kemampuan otak, mereka harus pintar. Kemudian heart dalam artian anak itu kalau sekolah di sini harus bisa mengambil keputusan-keputusan pribadi, membedakan mana yang baik mana yang tidak. Kemudian bagaimana menggunakan itu untuk orang lain," jelasnya.
Baca Juga: Profil SMA Negeri 8 Jakarta, Sekolah Peringkat 1 di Ibu Kota
2. Siswa harus keluar dari SMA Kolese Kanisius apabila ketahuan menyontek
Thomas menejelaskan, perlu keseimbangan antara akademik dan non-akademik untuk mencapai tujuan tersebut. Di bidang akademik, Kolese Kanisius menuntut siswanya setinggi mungkin, khususnya kejujuran.
"Mungkin pernah mendengar Kanisius itu prinsip kejujuran di sini dilakukan dengan kalau nyontek sekali itu keluar. Kita menghidupi nilai itu sungguh-sungguh," jelasnya.
Editor’s picks
Konsekuensi keluar dari Kanisius apabila ketahuan menyontek bukan isapan jempol atau gertak sambal belaka. Thomas mengungkapkan sudah banyak contoh siswa keluar karena hal tersebut.
"Yang sudah dikeluarkan sudah banyak. Itu bukan cuma jargon, itu sudah kesepakatan dari awal kita buatkan MoU bahwa kalau kamu mau sekolah di sini harus sungguh-sungguh komitmen mempraktikkan hidup jujur dengan bentuk gak menyontek. Maka kalau ketahuan menyontek mereka diminta mundur. Biasanya mereka kecewa tapi menyadari itu komitmen," jelasnya.
"Ini cara kita kita menunjukkan komitmen itu sangat nyata," imbuhnya.
3. SMA Kolese Kanisus punya program ekskursi, siswa hidup di pesantren 1 minggu
SMA Kolese Kanisius merupakan sekolah katolik khusus laki-laki. Meski begitu, Kanisius tidak ingin menjadi sekolah yang eksklusif.
"Kita mau lebih inklusif, mau memahami bertoleransi dengan orang," ujarnya.
Salah satu cara yang dilakukan Kanisius adalah dengan program ekskursi. Thomas menjelaskan, ini adalah program saat siswa belajar dan hidup di pesantren selama sepekan.
"Biasanya anak kelas 12 semester satu. Supaya mereka punya pengalaman solider dengan mereka
Para siswa akan mengikuti seluruh kegiatan di pesantren. Mulai dari belajar di kelas, hingga hidup sehari-hari.
"Mereka belajar mereka ikut, mereka bertani ikut, belajar di kelas, ikut. Mengikuti pola hidup mereka," ujarnya.
Baca Juga: Profil SMAN 28 Jakarta, Kirim Lulusannya ke Universitas Luar Negeri