Panglima Militer Libya Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Turki

- Pesawat hilang kontak 40 menit setelah lepas landas dari Bandara Esenboga.
- Pesawat sempat minta mendarat darurat karena masalah kelistrikan.
- Perdana Menteri Libya Berduka atas kematian Mohammed Ali Ahmed Al-Haddad.
Jakarta, IDN Times - Panglima militer Libya, Mohammed Ali Ahmed Al-Haddad, dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat di Ankara, Turki, pada Selasa (23/12/2025). Insiden ini terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas dari bandara.
Selain Al-Haddad, tujuh orang lainnya yang ada di dalam pesawat juga dinyatakan tewas dalam kecelakaan. Mereka terdiri dari tiga kru pesawat dan empat pejabat tinggi militer Libya, yakni Mahmoud Al-Qatawi, Muhammad Al-Asawi Diab, dan Muhammad Omar Ahmed Mahjoub.
Pemerintah Turki telah melakukan penyelidikan terkait insiden ini. Laporan awal penyelidikan melaporkan bawah kecelakaan murni disebabkan oleh kerusakan mesin pesawat, bukan oleh sabotase teroris atau pihak tidak berwenang.
1. Pesawat hilang kontak 40 menit setelah lepas landas dari Bandara Esenboga

Pesawat awalnya lepas landas dari Bandara Esenboga pada pukul 20.10 malam waktu setempat. Pesawat itu akan membawa Mohammed Ali Ahmed Al-Haddad dan rombongan kembali ke Libya usai menghadiri pertemuan tingkat tinggi untuk membahas kerja sama militer dengan Turki.
Namun, Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengatakan, pesawat jet berjenis Dassault Falcon 50 itu hilang kontak dengan pihak bandara 40 menit setelah lepas landas. Tak lama kemudian, pesawat dinyatakan jatuh dan puing-puingnya ditemukan di dekat Desa Kesikkavak, Distrik Haymana, Ankara.
2. Pesawat sempat minta mendarat darurat karena masalah kelistrikan

Menurut keterangan Kepala Kantor Kepresidenan Turki, Burhanettin Duran, pesawat yang membawa Mohammed Ali Ahmed Al-Haddad dan rombongan sempat meminta kembali ke bandara untuk melakukan pendaratan darurat. Hal ini lantaran pesawat mengalami masalah kelistrikan di udara.
Namun, lanjut Duran, pesawat tiba-tiba hilang kontak saat menurunkan ketinggian untuk mendarat darurat. Ia menilai pesawat tersebut meledak di udara. Sebab, ada rekaman video yang menunjukkan langit malam di Desa Haymana tiba-tiba diterangi oleh sesuatu yang terlihat seperti ledakan.
3. Perdana Menteri Libya Berduka atas kematian Mohammed Ali Ahmed Al-Haddad

Perdana Menteri Libya, Abdul Hamid Dbeibah, menyampaikan belasungkawa atas tewasnya Mohammed Ali Ahmed Al-Haddad dan rombongan dalam kecelakaan pesawat di Turki. Ia mengatakan insiden ini merupakan kecelakaan tragis yang sangat menyakitkan bagi negara.
“Tragedi besar ini merupakan kehilangan besar bagi bangsa, lembaga militer, dan seluruh rakyat. Kita telah kehilangan orang-orang yang mengabdi kepada negara dengan tulus dan penuh dedikasi serta menjadi contoh kedisiplinan, tanggung jawab, dan komitmen nasional,” ujar Dbeibah dalam sebuah pernyataan di laman Facebook, seperti dilansir Al Jazeera.
Imbas insiden ini, Dbeibah mendeklarasikan hari berkabung di seluruh wilayah di Libya selama 3 hari. Ia juga memerintahkan semua lembaga negara untuk mengibarkan bendera putih dan menghentikan acara atau perayaan resmi untuk sementara waktu.


















