Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indeks Demokrasi RI Turun, Jokowi: Tiap Hari Ada yang Memaki Presiden

Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan untuk Papua Nugini dan Afganistan di Lanud TNI Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (8/7/2024) (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan untuk Papua Nugini dan Afganistan di Lanud TNI Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (8/7/2024) (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Jokowi menyatakan demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik, terbukti dari proses pemilu yang demokratis dan kebebasan berserikat serta berpendapat.
  • Jokowi menegaskan bahwa banyaknya warga yang mengkritik Presiden merupakan bukti bahwa indeks demokrasi di Indonesia tetap baik.
  • Anies menilai bahwa kebebasan berbicara mulai terbatas, oposisi tidak bebas mengkritik pemerintah, dan ada keraguan netralitas Pemilu 2024.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo buka suara terkait dengan anggapan indeks demokrasi di Indonesia turun. Jokowi mengatakan, proses demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik.

"Demokrasi kita, pemilu berjalan dengan baik, pemilu berjalan dengan demokratis, orang mau berserikat, berpendapat, ingin berorganisasi semuanya gak ada yang dihambat," ujar Jokowi di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jumat (19/7/2024).

1. Jokowi mengaku setiap hari ada yang memaki dirinya

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Naik Whoosh ke Bandung untuk Resmikan Piala Presiden (dok. Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Naik Whoosh ke Bandung untuk Resmikan Piala Presiden (dok. Sekretariat Presiden)

Jokowi mengatakan, indeks demokrasi berjalan dengan baik juga dibuktikan dengan masih banyaknya warga yang mengkritik Presiden.

"Tiap hari orang mau maki-maki Presiden, juga kita denger, orang nge-bully Presiden, juga kita denger. Kalau mengkiritik hampir tiap detik, ada pasti," kata dia.

2. Anies Baswedan juga pernah menyebut indeks demokrasi Indonesia turun

Anies Baswedan hadir di acara Ngobrol Seru by IDN Times pada Selasa (11/6/2024). (IDN Times/Tata Firza)
Anies Baswedan hadir di acara Ngobrol Seru by IDN Times pada Selasa (11/6/2024). (IDN Times/Tata Firza)

Sebelumnya, Anies menilai saat ini rakyat sudah tidak lagi percaya kondisi demokrasi di Indonesia. Setidaknya, menurut Anies, ada tiga indikator yang membuat rakyat mulai krisis kepercayaan terhadap demokrasi.

Kebebasan berbicara, dijelaskan Anies, mulai terbatas. Anies menyatakan UU ITE sering digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menjerat mereka yang kritis.

"Kebebasan berbicara sudah menurun. Indeks demokrasi kita pun menurun. Pasal-pasal yang memberikan kewenangan dan digunakan secara karet di UU ITE. Lalu, pasal 14 dan pasal 15 tahun 1946 masih tetap digunakan sehingga kebebasan berbicara menjadi terganggu," ujar Anies di debat perdana Capres 2024 di kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

3. Tak ada oposisi bebas mengkritik

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (IDN Times/Santi Dewi)
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (IDN Times/Santi Dewi)

Indikator kedua, sudah tidak ada lagi oposisi yang bebas mengkritik dan menjadi penyeimbang pemerintah. Indikator ketiga, ada keraguan Pemilu 2024 bisa dilakukan secara netral dan jujur.

"Jadi, persoalan kita saat ini lebih dari sekadar partai politik tak lagi dipercayai oleh publik," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafian
Anata Siregar
Muhammad Ilman Nafian
EditorMuhammad Ilman Nafian
Follow Us

Latest in News

See More

Prabowo Tiba di New York, Siap Pidato di Sidang Umum PBB

21 Sep 2025, 08:28 WIBNews