Indonesia Kumpulkan Rp 265 Juta untuk Ibu Saeni, Pemilik Warteg yang Dirazia Satpol PP

Insiden razia rumah makan milik Ibu Saeni tidak hanya menjadi perhatian netizen tetapi juga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Presiden Jokowi langsung turun tangan memberikan bantuan kepada ibu Saeni. Bantuan tersebut adalah berupa uang sebanyak 10 juta rupiah. Bantuan tersebut langsung diserahkan oleh ajudan Presiden Jokowi kepada ibu Saeni di Kota Serang.

Dilansir Tempo.co, Ibu Saeni mengaku mendapat bantuan uang 10 juta rupiah dari Jokowi melalui dua orang yang mengaku ajudan Presiden. Ajudan Presiden tersebut datang ke Serang pada Minggu (12/6) pukul 12.30 WIB. Mereka langsung datang dan masuk ke warteg milik Saeni. Mereka menjelaskan maksud kedatangannya, dan kemudian langsung menyerahkan uang. Setelah 10 menit kemudian, ajudan tersebut langsung pergi.

Uang tersebut nantinya akan digunakan perempuan yang akrab disapa Eni tersebut untuk membayar utang-utangnya. Tindakan razia yang dilakukan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kota Serang terhadap rumah makan milik ibu Saeni ini menuai simpati publik, bukan saja di wilayah Provinsi Banten tetapi juga di seluruh Indonesia.
Penggalangan dana untuk Ibu Saeni.

Satpol PP dinilai kerap melakukan razia terhadap pedagang yang berjualan tidak pada tempatnya. Pada saat bulan puasa seperti ini Satpol PP lebih sering melakukan razia di mana- mana. Namun gara-gara terkena razia tersebut ibu Saeni pun tidak bisa berdagang. Itulah yang membuat salah satu pengguna media sosial twitter yakni @dwi kaputra atau Dwika Putra melakukan penggalangan dana untuk ibu Saeni.
Kini penggalangan dana tersebut setidaknya sudah mencapai 265.534.758 rupiah (per 13 Juni 2016, pukul 15.00 WIB). Sejak Sabtu 11 Juni 2016 pukul 24.00 WIB, Dwika yang diketahui merupakan warga dari Jakarta, mengadakan sebuah penggalangan dana untuk penjual di warung makan asal Serang, Banten, ibu Saeni.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban penggalangan dana tersebut Dwika selalu meng-update jumlah dana yang telah terkumpul melalui akun Twitter-nya. Selanjutnya dia juga menyebarkan nomor rekening bagi netizen yang ingin memberikan donasi.
Menteri Tjahjo: Satpol PP harus manusiawi dan jangan sok berkuasa.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai tindakan anggota Satpol PP yang menertibkan seorang penjual makanan di Serang, Banten, berlebihan. Menurutnya tugas utama Satpol PP adalah harus simpatik mengutamakan penyuluhan. Menurut Tjahjo, dalam penertiban, Satpol PP tidak boleh over acting dan sok berkuasa. Meskipun harus ditertibkan tapi mereka juga harus manusiawi.
Tjahjo juga telah meminta pemerintah daerah untuk menegur petugas tersebut. Pelaksanaan keputusan dan instruksi kepala daerah harus mengedepankan penyuluhan dan tidak menimbulkan ketidaksimpatian masyarakat terhadap pemerintah daerah. Tjahjo menyarankan pemerintahan pusat dan daerah introspeksi. Lalu untuk warung makan yang buka selama bulan Ramadan, Tjahjo mengingatkan penjual agar tidak membuka warungnya secara mencolok atau menutup dengan tirai. Apapun yang terjadi harus tetap menjaga toleransi masyarakat yang beragama.