Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Ajang Kecantikan Wanita Transgender yang Tak Diketahui Mayoritas Orang Indonesia

AFP via straitstimes.com

Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer (LBGTQ) di Indonesia memang masih belum mendapat banyak perhatian dengan baik. Banyak dari mereka yang masih dianggap outsider atau orang luar Indonesia. Meski begitu, jika diteliti lebih jauh, mereka adalah warga negara Indonesia sendiri. Percaya atau tidak, mereka hadir dan menjadi bagian dari hidup rakyat Indonesia.

Namun, negara kepulauan kita masih mengasingkan mereka. Dikutip dari laporan AFP yang diberitakan Dailymail.co.uk, sebuah ajang kecantikan dibuat untuk para wanita transgender di Indonesia. Ya, selama ini kita hanya mengenal ajang kecantikan bagi para wanita seperti Miss Universe, Putri Indonesia sampai Miss Indonesia. Namun, kita sering melupakan mereka yang transgender. Mereka memilih untuk menjadi wanita karena kesadaran diri.

Nah, ajang kecantikan kali ini dibuat bagi warga transgender Indonesia. Memang tidak semegah dan semewah yang seperti kita lihat di televisi. Bahkan tidak disoroti media. Namun, pada 11 November 2016, ajang tersebut diikuti oleh 19 peserta yang saling menunjukkan kecerdasan dan kecantikan mereka.

Miss Transgender Indonesia

Peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia, contohnya Bangka Belitung, Jawa Barat dan Jakarta juga hadir. Sampai pada babak akhir seorang wanita bernama Pie Nabh Tappii menjadi Miss Transgender Indonesia. Wanita yang menginjak usia 28 tahun ini berhasil mengalahkan 18 kontestan lainnya. Atas kemenangan tersebut, dirinya pun begitu bangga dan bahagia.

Bahkan, Tappii menyebut tidak menyangka akan menang di ajang yang memang diadakan secara 'diam-diam' ini. Tappii meraih hadiah yang cukup besar, 10 juta rupiah dengan sebuah piala setinggi dua meter.

Namun, yang disayangkan adalah ajang ini dilakukan secara tertutup. Menurut laporan straitstimes.com, hanya beberapa media khusus yang diundang dan tamu diminta untuk tidak menyebarkan ajang itu di media sosial sebelum acara terselesaikan.

Ketakutan warga Indonesia terhadap warga Indonesia juga.

Ya, ajang ini diadakan secara 'diam-diam' karena ditakutkan adanya hal yang tidak diinginkan selama acara berlangsung. Indonesia memang dikenal sebagai negara yang masih belum dapat menerima LGBTQ. Hal ini pun dikarenakan ketakutan pada organisasi yang gmanetwork.com sebut sebagai radikal.

Meski begitu, baik para wanita transgender itu ataupun para anggota organisasi tersebut adalah warga Indonesia. Sayangnya, mereka justru takut dengan warga negara Indonesia juga karena kekerasan yang sempat ditunjukkan dalam negeri ini.

Tidak diketahui siapa yang menjalankan ajang ini. Yang pasti kebahagiaan meliputi para kontestan dan pemenang. Mereka akhirnya dihargai meski tidak oleh semua orang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erwanto Khusuma
EditorErwanto Khusuma
Follow Us