Inilah Fakta Simpang Susun Semanggi –Landmark Baru Jakarta

Kota-kota besar memang selalu identik dengan masalah klasik yang satu ini, ya, kemacetan merupakan tetek-bengek setiap kota megapolitan apalagi Ibukota, ya.
Jakarta sebagai Ibukota negara mau tak mau menghadapi permasalahan ini, berbagai carapun dilakukan untuk mmebenahi masalah klasik ini, salah satunya proyek Simpang Susun Semanggi yang digadang-gadang dapat membantu mengurai kemacetan.
Inilah fakta-fakta di balik pembuatannya. Yuk, simak bersama!
1. Dibangun untuk mengurai kemacetan.

Proyek ini dibangun dengan tujuan agar kemacetan yang terjadi di daerah Semanggi khususnya arus kendaraan dari arah Grogol, Cawang, Bunderan HI dan Kebayoran Baru.
2. Tidak sepeserpun memakai uang kas daerah ataupun negara.

Sumber pendanaan proyek ini berasal dari Koefisien Lantai Bangunan (KLB) PT Mitra Panca Persada yang awalnya diperkirakan Rp 500 miliar sedangkan hanya terpakai sekitar Rp 300 miliar. Wow!
3. Sempat ingin berganti nama.

Simpang Susun Semanggi sejatinya nama awal yang diusulkan mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ingin diganti oleh beberapa pihak, namun Djarot kekeuh mempertahankan nama awal setelah digelar rapat pimpinan bersama perangkat kerja daerah.
4. Pengendara motor dilarang melewati dengan alasan keamanan.

Namun, bagi pengendara motor tidak diperbolehkan melintasi Simpang Susun Semanggi demi alasan keamanan, karena pengendara motor memiliki kecenderungan untuk mengambil swafoto (selfie) daripada melintasinya, ungkap Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko kepada Kompas.com.
Well, di balik segala pro-kontra atas proyek ini diharapkan akan membantu mobilitas warga DKI yang akan semakin lancar.