Jembatan Mulai Berfungsi, Distribusi Logistik ke Aceh Tembus 20,6 Ton

- Jembatan Bailey di Sungai Teupin Mane sudah fungsional, memperlancar arus orang dan barang.
- Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Aceh intensifkan untuk mengurangi curah hujan yang menghambat pekerjaan.
- Pendataan korban terdampak dilakukan secara intensif di Aceh Tamiang untuk perencanaan huntara dan huntap.
Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mengoptimalkan distribusi bantuan dan perbaikan infrastruktur pascabencana di tiga provinsi di Sumatra, termasuk memperbaiki jembatan yang dinilai krusial untuk memperlancar arus orang, barang, serta mobilisasi alat berat.
Hingga Rabu, 17 Desember 2025 pukul 14.00 WIB, telah dilakukan 12 sorti pengiriman logistik melalui jalur udara dan darat untuk mendukung percepatan penanganan.
”Khusus di Provinsi Aceh, distribusi logistik yang berasal dari Lanud Iskandar Muda mencapai 20,6 ton, termasuk dua truk darat masing-masing bermuatan satu ton,” jelas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran pers dikutip Kamis (18/12/2025).
1. Jembatan yang rusak karena banjir bandang sudah dapat berfungsi lagi

Muhari mengatakan, di sektor infrastruktur progres perbaikan jembatan menunjukkan perkembangan signifikan. Jembatan Bailey di atas Sungai Teupin Mane yang menghubungkan Bireuen dengan Kabupaten Bener Meriah telah dinyatakan fungsional dan dapat dilalui masyarakat.
Sedangkan perbaikan pada jembatan lainnya masih terus dikebut. Jembatan Teupin Reudeup pada jalur alternatif Bireuen–Lhokseumawe telah mencapai 98 persen penyelesaian dan ditargetkan dapat difungsikan pada 18 Desember 2025. Jembatan ini dinilai krusial untuk memperlancar arus bantuan logistik ke wilayah terdampak di Aceh Tengah.
Adapun Jembatan Kutablang di jalur utama Bireuen–Lhokseumawe saat ini telah mencapai progres 50,9 persen dan terus dikebut pengerjaannya.
2. Operasi modifikasi cuaca terus diintensifkan

Lebih jauh, upaya teknis pendukung juga dijalankan untuk mencegah hambatan di lapangan. BNPB bersama instansi terkait mengoptimalkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dengan mengerahkan dua pesawat di wilayah Aceh, guna mengurangi curah hujan yang berpotensi menghambat pekerjaan.
“Selama periode 7 hingga 17 Desember, operasi modifikasi cuaca telah dilakukan dengan total bahan semai mencapai 31 ton,” tutur Muhari. Ia menambahkan, operasi ini bertujuan menjaga kondisi cuaca agar pembukaan akses jalan dan perbaikan infrastruktur dapat berjalan lancar.
3. Pendataan korban untuk kebutuhan hunian dilakukan by name by adress

Sementara, proses pendataan korban terdampak dilakukan secara lebih intensif khususnya di Aceh Tamiang, sebagai dasar perencanaan kebutuhan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap). Pendataan masyarakat terdampak tersebut dilakukan secara by name by address atau data penduduk yang terperinci berdasarkan nama lengkap dan alamat tinggal spesifik.
Selain itu, pembangunan fisik hunian sementara telah dimulai di beberapa lokasi. Di Kabupaten Pidie, pembangunan 12 unit huntara menggunakan dana tak terduga daerah telah dimulai di Gampong Blang Pandak, Kecamatan Tangse, dengan disesuaikan pada kebutuhan riil warga.
Sebelumnya, Muhari mengungkapkan, hingga Rabu, 17 Desember 2025 pukul 14.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia tercatat mencapai 1.059 jiwa, bertambah enam orang dibandingkan sehari sebelumnya yakni 1.053 jiwa.

















