Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi: 14.000 Orang dari Jabodetabek Mudik ke Jabar Hingga Jatim

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)
Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) membahas antisipasi mudik Lebaran. Dalam ratas, Jokowi mengatakan sejak ditetapkan status tanggap darurat di wilayah Jabodetabek, arus mudik sudah terjadi lebih awal dari biasanya.

Jokowi mengaku telah mendapatkan laporan dari kepala daerah, dan mereka menyatakan para pemudik dari wilayah Jabodetabok sudah mencapai 14 ribu orang.

(IDN Times/Arief Rahmat)
(IDN Times/Arief Rahmat)

1. Arus mudik berisiko penyebaran virus corona semakin meluas

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)
Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Jokowi mengatakan arus mudik di tengah pandemik virus corona akan berisiko besar terjadi penyebaran COVID-19 ke daerah lain semakin masif.

"Adanya mobilitas orang yang sebesar itu sangat berisiko memperluas penyebaran COVID-19. Laporan yang saya terima dari Gubernur Jawa Tengah, Gubernur DIY, pergerakan arus mudik sudah terjadi lebih awal dari biasanya," kata Presiden dalam siaran langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (30/3).

2. Sebanyak 876 armada bus mengangkut 14 ribu penumpang dari Jabodetabek

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)
Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan status tanggap darurat dan mengimbau semua aktivitas dilakukan di rumah, Jokowi mengatakan, sudah terjadi percepatan arus mudik, terutama bagi pekerja informal di Jabodetabek.

"Dan selama delapan hari terakhir ini tercatat ada 876 armada bus antar provinsi, yang membawa kurang lebih 14 ribu penumpang dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY," sebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

3. Jokowi mengimbau agar mobilitas orang harus dikurangi untuk mencegah penyebaran virus corona

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)
Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Jumlah tersebut, lanjut Jokowi, belum dihitung dengan transportasi massal lainnya seperti kereta api, pesawat, hingga mobil pribadi. Yang terpenting saat ini adalah mengurangi mobilitas orang, guna mencegah penyebaran virus corona semakin meluas.

"Fokus kita saat ini mencegah meluasnya COVID-19, dengan mengurangi atau membatasi pergerakan orang dari satu tempat ke tempat yang lain," ungkap dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Septi Riyani Maulida
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us