Kasus COVID-19 di Riau Melonjak, Jokowi: Kalau Turun Jangan Lengah

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengingatkan perlunya kerja sama dalam menangani kasus COVID-19. Hal ini menanggapi melonjaknya kasus COVID-19 di Riau setelah sempat mengalami penurunan.
Selain itu, jika tren kasus COVID-19 sedang menurun, ia menegaskan jangan pernah lengah.
"Hati-hati, kalau sudah turun jangan lengah, jangan kehilangan kewaspadaan, dan jangan tunggu chaos baru kita bertindak, terlambat," ujar Jokowi melalui siaran channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/5/2021).
1. Adanya kelengahan di Riau

Berdasarkan data yang disampaikan Jokowi, kasus aktif COVID-19 di Riau sebenarnya sudah turun di bulan Februari 2021 dengan angka 1.071, dibandingkan kasus pada September 2020 sebanyak 3.538 kasus. Namun, di bulan Maret 2021 terjadi kenaikan 1.302 kasus aktif dan kini melonjak drastis di bulan April menjadi 4.865 kasus.
"Ini pasti ada kelengahan. Meskipun sekarang turun sedikit di 4.170 tetapi masih di posisi yang tinggi. Hati-hati mengenai hal ini," ujar Jokowi.
Ia menduga melonjaknya kasus COVID-19 di Riau dikarenakan pemerintah daerah tidak memperhatikan tren peningkatan kasus harian.
2. Riau menjadi provinsi dengan BOR tertinggi kedua

Provinsi Riau menempati posisi kedua daerah dengan bed occupancy ratio (BOR) tertinggi dengan angka 53,6 persen, setelah di posisi pertama ada Sumatra Utara dengan BOR 55,8 persen. Jokowi pun meminta agar BOR diturunkan.
"Meskipun tadi laporan terakhir dari pak gubernur sudah diangka 47 persen, sudah turun, tetapi sekali lagi perlu diturunkan lagi, karena BOR nasional adalah 29 persen. Sudah rendah sekali nasional," ujar Jokowi.
Menurutnya, pasien yang dirawat di rumah sakit harus segera disembuhkan agar tingkat keterisian rumah sakit berkurang. Jokowi juga meminta bupati dan wali kota untuk memperhatikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
"Kurangnya apa (di RSUD)? Tanya obatnya komplit atau masih kurang. Menteri kesehatan (Menkes) tadi menyampaikan, kalau kurang misalnya ventilator, segera infokan, kalau obatnya terlambat, segera infokan, karena kunci-kuncinya ada di situ," tambah Jokowi.
3. Perlunya kerja sama dari seluruh jajaran

Jokowi menyampaikan ancaman COVID-19 belum berakhir. Maka dari itu, ia meminta gubernur dan jajarannya, Pangdam dan Kapolda, bupati, wali kota, Danrem, Dandim, hingga Kapolres untuk bekerja bersama menangani pandemik COVID-19.
"Kita perlu bekerja sama, jangan lengah, dan ada respon yang cepat kalau ada peningkatan," kata Jokowi.
Jokowi juga meminta untuk menggerakan apa yang dimiliki seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, lurah, RT dan RW.
"Ini yang harus digerakkan, begitu ada satu kasus positif di sebuah RW, langsung isolasi, karantina di situ. Kalau berat disampaikan Menkes, bawa ke rumah sakit," ujar Jokowi.