Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kasus COVID-19 Meningkat, Waspada Subvarian Baru Arcturus

Ilustrasi suasana pesawat di tengah pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Ilustrasi suasana pesawat di tengah pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Jakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 meningkat di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Selain itu juga ditemukan subvarian baru COVID-19. Kondisi ini mendapat perhatian dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

"Di kita, (penambahan kasus COVID-19) mencapai 600 hingga 900. Saya kira kondisi kita masih terkelola, terkendali dengan baik," ungkap Jokowi di Depok, Jawa Barat pada Kamis, (13/4/2023). 

1. Peningkatan kasus aktif COVID-19 hingga 14 April

Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Melansir dari data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, kasus COVID-19 sejak 4 April 2023. Kala itu ada peningkatan 288 kasus aktif dalam waktu sehari dengan total 5.837 kasus.

Angka kasus aktif menunjukkan jumlah orang yang menjalani perawatan atau isolasi COVID-19. Berikut daftar peningkatan kasus aktif harian yang terjadi hingga 14 April 2023.

  • 5 April naik 108 kasus aktif
  • 6 April naik 166 kasus aktif
  • 7 April naik 249 kasus aktif
  • 8 April naik 59 kasus aktif
  • 9 April naik 267 kasus aktif
  • 10 April turun 87 kasus aktif
  • 11 April naik 228kasus aktif
  • 12  April naik 630 kasus aktif
  • 13 April naik 262 kasus aktif
  • 14 April naik 540 kasus aktif

Sehingga total saat ini ada 8.259 kasus aktif di Indonesia. Sedangkan total konfirmasi kasus pada 14 April 2023 ada 6.755.600 kasus, ini meningkat dibanding 5 April 2023 yang berada di angka 6.748.973 kasus konfirmasi total

2. Jokowi mengaku ada kenaikan kasus COVID-19

Presiden Joko “Jokowi” Widodo (dok. YouTube Info BMKG).
Presiden Joko “Jokowi” Widodo (dok. YouTube Info BMKG).

Presiden Joko "Jokowi" Widodo juga sudah mengakui adanya kenaikan kasus COVID-19 jelang Idul Fitri 2023.

Data Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan kenaikan kasus konfirmasi COVID-19 mencapai 45,74 persen. Begitu pula dengan kematian yang disebabkan oleh COVID-19, turut terjadi peningkat sebesar 44 persen. 

Data rincian yang dipaparkan oleh satgas pada periode 29 Maret 2023 hingga 4 April 2023 kasus COVID-19 yang ditemukan mencapai 2.949 kasus. Namun, angka itu naik selama rentang periode 5 April-11 April 2023, menjadi 4.298 kasus. 

Sedangkan, angka kematian dalam satu pekan terakhir bertambah 36 kasus. Pada periode 29 Maret-4 April 2023, angka kematian ada di angka 25. Kasus aktif pun kini sudah tembus ke angka 7.457.

3. Dua kasus subvarian COVID-19 Arcturus masuk Indonesia

ilustrasi infeksi virus corona COVID-19 (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi infeksi virus corona COVID-19 (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain meningkatnya kasus aktif, Indonesia juga dihadapkan dengan Varian COVID-19 XBB.1.16, juga dikenal sebagai varian Arcturus, diyakini bertanggung jawab atas lonjakan kasus COVID-19 di India saat ini. dari 10.000 kasus COVID-19 dilaporkan di India selama 24 jam terakhir. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sedang memantau strain XBB.1.16, subvarian Omicron, yang telah dilaporkan di 27 negara, termasuk di Indonesia.

Kementerian Kesehatan mengumumkan dua kasus COVID-19 subvarian XBB 1.16 Arcturus sudah masuk Indonesia. Diketahui varian COVID-19 ini jadi pemicu melonjaknya kasus terbaru di India lantaran jenis tersebut lolos dari vaksinasi. 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi membenarkan penemuan dua kasus tersebut.

"Betul (dua kasus) di DKI Jakarta," ujarnya saat dikonfirmasi IDN Times, Kamis (13/4/2024

4. Arcturus lebih menular daripada XBB.1.5

Ilustrasi corona. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi corona. (IDN Times/Arief Rahmat)

Arcturus pertama kali terdeteksi pada akhir Januari, dan merupakan varian rekombinan dari BA.2.10.1 dan BA.2.75, dua turunan dari varian Omicron BA.2 lainnya.

WHO mengatakan bahwa Arcturus punya satu mutasi tambahan pada protein lonjakan, yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infektivitas, serta potensi peningkatan patogenisitas.

Arcturus hampir 1,2 kali lebih menular daripada XBB.1.5, menurut sebuah studi oleh University of Tokyo. Namun, subvarian tersebut tidak dianggap lebih parah dari XBB.1.5, lapor outlet berita Inggris iNews.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us