Kata Gibran soal Dinasti Politik: Kontestasi, Bisa Menang atau Kalah!

Jakarta, IDN Times - Putra sulung Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Gibran Rakabuming Raka, mempertanyakan tudingan publik kepada dirinya soal adanya dinasti politik, setelah ia ditunjuk sebagai Bakal Calon Wali Kota Solo 2020 dari PDI Perjuangan.
Menurut Gibran, Pilkada adalah sebuah ajang kontestasi politik yang bisa diikuti oleh siapa pun. Di situ, masyarakat bisa memilih calon kepala daerah sesuai dengan kriteria yang mereka kehendaki.
1. Tidak ada jaminan bahwa dirinya akan menang di Pilkada Solo jika masyarakat tidak menghendaki

Oleh sebab itu Gibran menegaskan tidak ada jaminan bahwa dirinya akan menang dalam pesta rakyat tersebut, sekali pun ia menyandang predikat sebagai seorang anak presiden.
"Jadi, ya saya kan ikut kontestasi bisa menang bisa kalah, tidak harus diwajibkan memilih saya, bisa dipilih bisa tidak. Ya saya kan ikut kontestasi, bisa memang bisa kalah, bisa dicoblos bisa tidak. Jadi, tidak ada kewajiban untuk mencoblos saya,"kata Gibran dalam diskusi daring berjudul "Anak Muda Berpolitik, Siapa Takut?" yang diselenggarakan oleh PDI Perjuangan, Jumat (24/7/2020).
“Ini kan kontestasi bukan penunjukan, jadi kalau yang namanya dinasti politik di mana dinasti politiknya? Saya juga bingung kalau orang bertanya seperti itu,” katanya menambahkan.
2. Gibran kerap melakukan sosialisasi terkait dinasti politik sebelum mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo

Bapak dua anak itu menjelaskan, selama satu tahun belakangan ia kerap melakukan sosialisasi kepada masyarakat Solo terkait apa yang dimaksud dengan dinasti politik.
Ia menilai, saat ini masyarakat Solo telah mengerti dengan baik apa yang dimaksud dengan dinasti politik tersebut.
“Di Solo itu masyarakatnya sudah ngerti kok apa itu dinasti politik. Dan ya itu tadi setiap kali saya blusukan, warga menerima saya dengan tangan terbuka. Kalau yang masih meributkan dinasti politik itu kan kita tahu orang orangnya siapa, dan yang diributkan itu-itu saja,” ujarnya.
3. Tujuan Gibran menjadi Wali Kota Solo adalah ingin melakuakn perubahan untuk masyarakat

Gibran menjelaskan, tujuan dirinya menjadi kepala daerah adalah untuk mengabdi dan membesarkan kota kelahirannya tersebut.
Pria yang dikenal sebagai pengusaha di dunia kuliner itu mengatakan, jika hanya menjadi pengusaha, maka hanya sedikit orang yang bisa menikmati perubahan yang dilakukan oleh dirinya. Oleh seba itu ia memberanikan diri maju pada Pilkada Solo 2020.
“Tetapi kalau saya masuk ke politik, yang bisa saya sentuh kalau di Solo ya 500 ribuan orang yang bisa saya sentuh melalui kebijakan-kebijakan saya,” tuturnya.
Sebelumnya, pada Jumat 17 Juli 2020 lalu, Gibran resmi mendapatkan rekomendasi oleh PDI Perjuangan untuk maju dalam Pilkada Serentak 2020 di daerah kelahirannya yakni Kota Solo.
Pengumuman rekomendasi tersebut dibacakan langsung oleh Ketua DPP PDIP Perjuangan Bidang Politik Puan Maharani dan disaksikan langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnuputri. Di Pilkada Solo, Gibran akan berpasangan dengan Teguh Prakosa yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Solo.
Usai mendapat rekomendasi, Gibran langsung tancap gas untuk melakukan konsolidasi internal dengan pengurus DPC PDI Perjuangan Solo dan siap untuk berjuang untuk memenangkan kontestasi tersebut.
“Saya dengan Pak Teguh akan segera melakukan komunikasi intensif, koordinasi dan konsolidasi diinternal jajaran pengurus DPC, anak cabang hingga tingkat ranting PDI Perjuangan Kota Surakarta, diikuti arahan ketua DPC Bapak FX Hadi Rudyatmo,” kata Gibran dalam konferensi pers yang berlangsung secara virtual, Jumat (17/7/2020).