Kemendikbud Dorong Capres-Cawapres Perhatikan Pemajuan Kebudayaan

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid mendorong calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) memperhatikan pemajuan kebudayaan di Indonesia.
Menurutnya, keberagaman budaya Indonesia penting diperhatikan dan dilestarikan.
"Pemajuan kebudayaan merupakan hal yang penting dan strategis bagi sebuah bangsa, terutama bagi Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang luas dan berakar," ujar Hilman dalam keterangannya, dikutip Rabu (20/12/2023).
"Kebudayaan tidak hanya berfungsi sebagai cerminan nilai, sejarah, dan identitas bangsa, tetapi juga sebagai alat penting dalam berbagai aspek pembangunan nasional dan memperkuat diplomasi kita di panggung internasional,” sambungnya.
1. Ada peningkatan indeks pembangunan kebudayaan di Indonesia

Hilmar menerangkan, saat ini ada peningkatan dalam indeks pembangunan kebudyaan (IPK) di Indonesia. Peningkatan IPK itu pada 2022 skornya 55,13.
Menurutnya, angka tersebut yang tertinggi selama pandemik COVID-19. IPK tersebut disusun oleh Kemendikbudristek bersama Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"IPK terdiri atas 31 indikator yang dikelompokkan dalam 7 dimensi global; Ekonomi Budaya, Pendidikan, Ketahanan Sosial Budaya, Ekspresi Budaya, Budaya Literasi, Warisan Budaya, dan Gender," kata dia.
2. Pemajuan budaya harus bisa meningkatan potensi ekonomi

Dalam kesempatan itu, Hilman mengatakan, pemajuan budaya harus bisa meningkatkan potensi ekonomi dan memperkuat pengaruhnya di dunia. Hilmar kemudian mencontohkan operasi kebudayaan dari Korea Selatan (Hallyu) yang didesain dengan rapi.
"Tidak hanya semata menjadi sebuah diplomasi kebudayaan belaka, tapi benar-benar telah menunjukkan kepada dunia bagaimana kebudayaan Korea dikonsumsi oleh hampir setengah populasi manusia di belahan dunia lainnya. Tentu kita tidak bisa menafikan pula berapa potensi ekonomi yang bisa dihitung darinya," ucap dia.
3. Capres-cawapres harus perhatikan keduyaan dalam strategi pembangunan nasional

Lebih lanjut, Hilmar menyebut, capres-cawapres harus memperhatikan kebudayaan dalam pembangunan nasional. Hal itu penting agar alokasi anggaran juga memadai untuk pemajuan kebudayaan.
"Isu pemajuan kebudayaan harus mendapatkan tempat yang signifikan dalam debat dan kampanye program capres dan cawapres," imbuhnya.