Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KemenPPPA Koordinasikan Kasus Kekerasan Geng Binus yang Makan Korban

ilustrasi kekerasan terhadap anak. (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Viral aksi kekerasan oleh beberapa siswa yang tergabung dalam geng di Binus Serpong, Tangerang Selatan.  Kekerasan ini jadi sorotan usai diunggah akun X, @BosPurwa, geng itu bernama Geng Tai (GT) yang sudah berlangsung sembilan generasi.

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar, mengatakan dia sudah menugaskan tim dari Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) untuk berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan & Anak ( UPTD PPA ) menangani kasus ini.

“Saya sudah tugaskan Tim SAP, lakukan koordinasi dan penanganan lebih lanjut dengan UPTD PPA setempat,” kata dia saat dikonfirmasi IDN Times, Senin (19/2/2024).

1. Peristiwa harus didalami lebih lanjut

Ilustrasi kekerasan terhadap anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Dia mengatakan, peristiwa dugaan perundungan ini harus didalami lebih lanjut untuk melihat apakah ada unsur pidana di dalamnya. Jika iya, nantinya perlu ada penindakan lebih lanjut dengan peraturan Undang-Undang yang berlaku, termasuk dalam aturan perlindungan anak.

“Untuk itu peristiwa ini harus didalami dan jika memenuhi unsur pidana perlindungan anak, maka dapat ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata dia.

2. Gunakan UU Perlindungan anak dan memperhatikan UU SPPA

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar. (dok. KemenPPPA)

Aturan yang dimaksud Nahar adalah UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.  

Beleid ini mengatur sanksi kekerasan terhadap anak, dan juga memperhatikan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) jika korban, pelaku dan saksi-saksinya masih berusia anak atau kurang 18 tahun.

3. Keuntungan jadi anggota geng dapat uang dan akses parkir

Viral Geng Tai (GT) di sekolah Binus melakukan kekerasan hingga memakan korban. (twitter.com/BosPurwa)

Berdasarkan informasi yang diunggah akun X, @BosPurwa, Geng ini dikendalikan oleh senior kelas 12 yang disebut Agit. Agit selain bertugas sebagai pemimpin juga menjadi pihak yang merekrut anggota baru.

Keuntungan bergabung dengan geng ini yakni diberi uang, mendapat parkir kendaraan dekat Binus, dan yang terpenting adalah status hierarki yang lebih tinggi dibanding siswa lain.

Siswa yang tidak bergabung ke dalam geng kerap mendapat perundungan bahkan pemukulan. Mereka biasanya berkumpul usai sekolah sekolah di Warung Ibu Gaul (WIG) yang terletak di belakang sekolah. 

Di sana mereka biasa merokok, vaping, dan melakukan kekerasan, termasuk melakukan rekrutmen anggota baru.

Syarat untuk masuk ke geng ini harus melewati beberapa tahapan. Mulai dari disuruh meneriakkan nama seseorang, membelikan makanan untuk senior, mendapat aksi kekerasan hingga pelecehan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us