Kemnaker Dukung Tiga Isu Prioritas G20 India Bidang Ketenagakerjaan

India, IDN Times - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mendukung tiga isu prioritas yang dibahas pada forum Presidensi G20 India. Ketiga isu tersebut, adalah bagaimana mengatasi kesenjangan keterampilan global, perlindungan sosial memadai bagi pekerja berbasis platform digital, dan pembiayaan perlindungan sosial berkelanjutan.
“Indonesia siap melakukan diskusi aktif dan kolaborasi untuk mengeksplorasi ide serta pengalaman guna memberikan rekomendasi kebijakan yang bertujuan mempromosikan hak-hak buruh dan kesejahteraan buruh di dunia kerja,” kata Sekretaris Jenderal Kemnaker yang diwakili Kepala Biro Kerja Sama, Muhammad Arif Hidayat ketika memberikan sambutan pada Pertemuan Kedua Kelompok Kerja Bidang Ketenagkerjaan (Employment Working Group/EWG) Presidensi G20 India, Senin, 3 April 2023.
1. Dampak berkelanjutan COVID-19

Lebih lanjut Arif Hidayat mengatakan, pandemi COVID-19 telah menimbulkan berbagai dampak berkelanjutan. Beberapa diantaranya seperti adanya krisis geopolitik yang membebani pasar tenaga kerja dan masyarakat global yang rentan seperti kelompok pekerja perempuan, pemuda, serta penyandang disabilitas.
Pemerintah dalam hal ini perlu hadir untuk memitigasi dan meminimalisir dampak-dampak tersebut. Dengan demikian, kesejahteraan pasar ketenagakerjaan global bisa terjamin.
2. Tantangan struktural jangka panjang

Selain dampak yang berkelanjutan, COVID-19 juga memicu tantangan struktural jangka panjang. Beberapa diantaranya seperti, perubahan iklim, transisi demografi, dan kemajuan teknologi semakin berdampak pada pasar tenaga kerja di seluruh dunia.
“Kami tetap prioritaskan untuk memanfaatkan peluang dan memitigasi dampak buruk bagi pasar tenaga kerja guna mencapai pekerjaan yang inklusif, berkelanjutan, layak, serta mengurangi ketidaksetaraan”, ujar Arif pada keterangannya.
3. Indonesia berkomitmen atasi tantangan ketenagakerjaan

Arif menambahkan, pihaknya berkomitmen mengatasi berbagai tantangan ketenagakerjaan global. Misalnya saja seperti, kesenjangan keterampilan global dengan mengidentifikasi kebutuhan keterampilan dan menyelaraskan klasifikasi keterampilan kerja, mempromosikan jaminan sosial bagi pekerja berbasis platform digital, serta mengembangkan kebijakan pembiayaan jaminan sosial berkelanjutan.
“Kami lakukan konsultasi bersama mitra sosial untuk mempromosikan pekerjaan berkelanjutan melalui akses ke perlindungan sosial yang memadai dan komprehensif,” pungkasnya. (WEB)