Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kepuasan Masyarakat pada Kinerja Jokowi Menurun, Ini Kata Pemerintah

Dok. Biro Pers Kepresidenan

Jakarta, IDN Times - Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbarunya pada Minggu (7/6). Dari hasil survei tersebut, tingkat kepuasan masyarakat kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo menurun tipis pada Mei 2020 dibandingkan Februari 2020.

"Kepuasan terhadap kerja Jokowi sekitar 66,5 persen. Cenderung menurun tapi tidak signifikan dibanding temuan sebelumnya yaitu 69,5 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, Minggu (7/6).

Menanggapi hal itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian mengatakan di masa pandemik ini wajar jika ada penurunan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah.

"Saya kira itu wajar, pasti ada penurunan. Dalam kondisi normal saja kepuasan itu bisa naik-turun, apalagi dalam kondisi seperti ini. Tapi penurunan tidak terlalu signifikan tanda bahwa pemerintah sudah bekerja dengan maksimal," ujar Donny saat dihubungi, Senin (8/6).

1. Donny katakan tak mudah meningkatkan ekonomi di tengah pandemik

Aktivitas penumpang KRL (ANTARA FOTO/Fauzan)

Menurut Donny, penurunan itu terjadi karena memang ekspektasi publik yang berharap perekonomian bisa membaik di tengah pandemik COVID-19. Namun, lanjutnya, kondisi saat ini tidak mudah untuk meningkatkan perekonomian.

"Tapi yang dilakukan pemerintah sudah maksimal mengingat pertumbuhan ekonomi kita masih positif. Insentif sosial kan sudah diberikan, menjaga mereka yang terdampak. Saya kira gak ada masalah," tutur Donny.

2. Donny sebut banyak negara yang ekonominya juga terdampak

ANTARA FOTO/Fauzan

Donny menuturkan, di masa pandemik ini banyak negara yang terdampak perekonomiannya. Salah satunya yang ia contohkan adalah Tiongkok.

"Tapi dalam kondisi seperti ini, Indonesia masih bisa 3 persen cukup baik dan di negara-negara ASEAN, Indonesia paling baik pertumbuhan ekonominya. Jadi sebenarnya, di tengah-tengah kesulitan, kita masih bisa bertahan dan memutar roda perekonomian," ungkapnya.

3. 81 persen masyarakat keluhkan ekonomi Indonesia

Jokowi melaksanakan Salat Jumat di Masjid Baiturrahim (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sebelumnya diberitakan IDN Times, dalam survei Indikator Politik Indonesia, sebanyak 81 persen masyarakat Indonesia tidak puas pada kondisi ekonomi selama masa pandemik virus corona atau COVID-19. Namun, sebanyak 6,7 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi dalam situasi baik.

“Masyarakat melihat secara gelap kondisi ekonomi kita. Pada Februari lalu, persepsi buruknya 24,1 persen, pada Mei lompat menjadi 81 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, ketika memaparkan hasil surveinya, Minggu (7/6).

Kemudian, ketika ditanya bagaimana kondisi ekonomi rumah tangga saat ini jika dibandingkan dengan tahun lalu, mayoritas responden menilai jauh lebih buruk.

Pada data Februari 2020, hanya 22 persen yang menilai buruk, 34,9 persen menilai tidak ada perubahan, dan 42,8 persen menilai baik serta jauh lebih baik. Adapun 0,3 persen memilih tidak menjawab.

Angka tersebut berbanding terbalik pada Mei 2020, ternyata 83,7 persen merasa kondisi ekonomi rumah tangga buruk dan jauh lebih buruk. Hanya 4 persen responden yang merasa kondisi ekonominya baik dan lebih baik. Adapun 11,4 persen menilai kondisinya stagnan dengan tahun lalu dan 0,8 persen enggan menjawab.

“Jangan-jangan kondisi hari ini 90 persen yang mengatakan pendapatan rumah tangga terpukul,” kata Burhan.

Share
Topics
Editorial Team
Isidorus Rio Turangga Budi Satria
EditorIsidorus Rio Turangga Budi Satria
Follow Us