Kerja Sama dengan Swedia, Menkes Dorong Percepatan Layanan Kesehatan

- Pemerintah Indonesia dan Swedia menandatangani MoU G2G dalam Konferensi Healthcare SISP 2025 untuk percepatan kemajuan layanan kesehatan nasional.
- Kolaborasi akan difokuskan pada investasi di sektor kesehatan, perluasan peluang belajar bersama Karolinska Institutet, dan mendukung transfer teknologi dan berbagi pengetahuan.
Jakarta, IDN Times – Pemerintah Indonesia dan Swedia resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antarpemerintah (G2G) dalam Konferensi Healthcare Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) 2025 yang dilakukan Menteri Kesehatan Swedia, H.E. Ms. Acko Ankarberg Johansson dan Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia (RI), Budi Gunadi Sadikin.
Budi menyampaikan, Indonesia menargetkan percepatan kemajuan layanan kesehatan nasional melalui pemanfaatan teknologi modern serta mengambil pelajaran dari keunggulan sistem kesehatan berkelanjutan yang diterapkan oleh Swedia.
“Kolaborasi ini akan difokuskan pada tiga hal utama, yaitu investasi di sektor kesehatan Indonesia untuk meningkatkan hasil layanan kesehatan melalui kemitraan bermakna, perluasan peluang belajar bersama Karolinska Institutet untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, termasuk perawat dan bidan, serta mendukung transfer teknologi dan berbagi pengetahuan, khususnya terkait keahlian Indonesia dalam pengelolaan penyakit tropis,” ujar Budi dikutip dari siaran pers, Kamis (29/5/2025).
1. Kolaborasi di bidang medis prioritas

Kesepakatan ini adalah bentuk komitmen Indonesia-Swedia dalam memperkuat layanan kesehatan, mengembangkan sistem kesehatan digital, sistem kesehatan berkelanjutan, dan kebijakan kesehatan.
Kerja sama ini difokuskan pada sejumlah bidang prioritas, antara lain bidang onkologi, resistensi antimikroba, pengobatan presisi, kesiapsiagaan darurat, serta pengembangan tenaga kesehatan.
“Melalui MoU ini, kita menyelaraskan prioritas untuk mendukung model layanan kesehatan yang scalable, mampu melayani populasi besar, merespons tantangan kesehatan yang terus berkembang dan mengintegrasikan teknologi digital serta inovasi medis. Kami bangga mendukung visi Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh dan siap bekerja sama untuk menciptakan kemitraan yang berdampak, inklusif, dan siap menghadapi masa depan,” kata Johansson.
2. Sektor kesehatan menjadi salah satu kolaborasi paling strategis

Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor-Leste, Papua Nugini, dan ASEAN, H.E. Daniel Blockert, mengatakan, selama lebih dari 70 tahun, Swedia dan Indonesia telah menjalin fondasi kerja sama yang kokoh. Saat ini, sektor kesehatan menjadi salah satu bidang yang paling progresif dan strategis dalam hubungan kemitraan kedua negara.
“Kolaborasi ini bukan hanya tentang berbagi pengetahuan, tetapi juga tentang berinvestasi pada sistem, sumber daya manusia, dan teknologi untuk membangun masyarakat yang lebih sehat. Bersama-sama, kita menunjukkan contoh nyata bagaimana keterlibatan bilateral dapat memberikan dampak berkelanjutan bagi kesehatan masyarakat global,” ujar Blockert.
3. Gandeng sektor swasta untuk mengembangkan layanan

Selain penandatanganan MoU antarpemerintah, konferensi ini turut menghasilkan berbagai kolaborasi lintas sektor, di antaranya perjanjian hibah studi kelayakan antara Swedfund, Kementerian Kesehatan RI, dan Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk mendukung pengembangan pusat radioterap.
Kemudian kemitraan antara Kementerian Kesehatan dan AstraZeneca untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM), kolaborasi antara Kementerian Kesehatan dan Essity untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian dalam program pengendalian resistensi antimikroba (AMR), serta dialog strategis antara Pemerintah Kota Jakarta dan HemoCue untuk melaksanakan program skrining anemia di tingkat masyarakat dengan fokus pada deteksi dini dan intervensi tepat waktu.
Selain itu, sejumlah perusahaan asal Swedia semakin menunjukkan ketertarikan yang tinggi untuk mendukung prioritas pembangunan sektor kesehatan Indonesia, selaras dengan enam area fokus utama dalam inisiatif SISP, yakni penanganan kanker, layanan gawat darurat, diabetes, kesehatan ibu dan anak, kesehatan paru-paru, dan digitalisasi.