Menkes Budi Beberkan 6 Pilar Transformasi Kesehatan Indonesia

- Pemerintah membangun sistem kesehatan yang lebih adil, merata, dan berbasis teknologi melalui program Transformasi Kesehatan Nasional.
- Revitalisasi 10 ribu puskesmas dan 7 ribu rumah sakit serta mendirikan 85 ribu klinik kesehatan desa di seluruh Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, memaparkan strategi besar yang bakal mengubah wajah sistem kesehatan di Indonesia. Lewat program Transformasi Kesehatan Nasional, pemerintah membangun sistem kesehatan yang lebih adil, merata, dan berbasis teknologi.
Budi memaparkannya dalam side event di sela rangkaian World Health Assembly (WHA) ke-78 di Jenewa, Swiss.
Transformasi ini, kata Budi, terbagi dalam 6 pilar utama yang menyasar semua aspek pelayanan kesehatan. Mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, dari data klinis hingga genomik.
1. Perkuat dari akar dengan reformasi layanan primer
Selama ini banyak masyarakat di daerah terpencil kesulitan akses layanan kesehatan. Menkes ingin mengubah itu semua lewat gebrakan besar, seperti revitalisasi 10 ribu puskesmas dan 7 ribu rumah sakit.
Menkes menambahkan, pemerintah ingin mendirikan 85 ribu klinik kesehatan desa di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Targetnya adalah standar layanan kesehatan yang sama, baik di kota maupun desa.
“Kita ingin masyarakat di 85 ribu desa bisa mendapatkan layanan kesehatan yang sama seperti di kota besar,” kata Menkes Budi, Rabu (21/5/2025).
2. Digitalisasi layanan kesehatan
Layanan kesehatan harus melek teknologi, menurut Budi. Karenanya, Kementerian Kesehatan ingin mendigitalisasi seluruh layanan puskesmas dan klinik.
Distribusi 10 ribu EKG (alat rekam jantung), 10 ribu alat USG, dan alat cek darah otomatis. Dia juga ingin semua data kesehatan pasien tercatat dan terintegrasi secara nasional.
3. Cek kesehatan rutin sebagai bagian dari program Birthday Spree untuk 280 juta warga
Pemerintah meluncurkan program cek kesehatan rutin tiap tahun yang disebut Birthday Spree. Cek kesehatan wajib setiap ulang tahun untuk semua warga Indonesia ini berlaku dari bayi sampai lansia.
Menkes mengatakan, program ini bertujuan untuk deteksi dini penyakit seperti diabetes, hipertensi, Alzheimer, kanker serviks, dan lain sebagainya. Sejauh ini tercatat 25 persen lansia Indonesia punya diabetes, dan 44 persen berisiko Alzheimer.
4. Menkes ingin upgrade rumah sakit
Dalam pemaparannya, Menkes Budi mengatakan, akan mempercanggih peralatan di rumah sakit daerah. Kemenkese akan menambah 540 CT Scan, 540 cath lab (jantung), dan telemedicine di seluruh provinsi di Indonesia.
"Kita juga ingin melakukan pengadaan alat patologi, imunohistokimia, hingga cyclotron untuk pengobatan kanker," ucap Menkes Budi.
Target Menkes Budi agar layanan kanker, stroke, dan penyakit kronis bisa diakses di semua provinsi.
5. Terobosan genomik dan database kesehatan nasional
Indonesia, kata Budi, masuk era pengobatan presisi (precision medicine). Ia menambahkan bahwa pemerintah sedang membangun 3 basis data besar.
Data demografi yang termasuk,usia, jenis kelamin, data klinis, dan data genomik (DNA warga) untuk pengobatan yang lebih personal. Saat ini, alat genome sequencing sudah disebar ke 34 provinsi.
6. Pembiayaan dan regulasi kesehatan masa depan
Dia juga sempat curhat, reformasi ini butuh dana besar. Namun, Budi menceritakan, Indonesia sudah mendapatkan dukungan pendanaan internasional dari World Bank, GAVI dan lainnya.
Bantuan tersebut hingga Rp60 triliun. Fokusnya untuk percepatan vaksinasi HPV demi mencegah kanker serviks dalam 7 tahun ke depan.
Bantuan ini juga akan dipersiapkan untuk reformasi hukum kesehatan, terutama soal perlindungan data medis warga.