36 Ribu Orang di Kordofan Sudan Ngungsi Sejak Konflik RSF

- RSF dan militer Sudan berebut kendali atas el-Obeid
- RSF juga lakukan pembantaian di Bara
- Kelaparan mengancam Kordofan
Jakarta, IDN Times - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan lebih dari 36 ribu orang telah meninggalkan wilayah Kordofan, Sudan, sejak kota el-Fasher jatuh ke tangan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pekan lalu. Sebagian besar dari mereka berjalan kaki menuju Tawila, sebuah kota di sebelah barat el-Fasher, yang telah menampung lebih dari 652 ribu pengungsi.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), negara bagian Kordofan Utara kemungkinan akan menjadi medan pertempuran berikutnya antara RSF dan militer Sudan, mengingat ibu kotanya, el-Obeid, masih berada di bawah kendali militer.
“Laporan juga mulai bermunculan mengenai pelanggaran serius sehubungan dengan perebutan kota Bara oleh RSF, termasuk dugaan eksekusi kilat terhadap lima relawan Palang Bulan Sabit Merah. Rekan-rekan kami di bidang hak asasi manusia juga menerima laporan yang mengkhawatirkan tentang kekerasan seksual,” kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric.
1. RSF dan militer Sudan berebut kendali atas el-Obeid
Pada Senin (3/11/2025), warga di Kordofan Utara melaporkan peningkatan kehadiran pasukan RSF dan tentara di berbagai kota dan desa di negara bagian tersebut. Kedua belah pihak berebut kendali atas el-Obeid, yang merupakan pusat logistik dan komando penting yang menghubungkan Darfur ke Khartoum.
Suleiman Babiker, yang tinggal di Um Smeima, sebelah barat el-Obeid, mengatakan bahwa jumlah kendaraan RSF telah bertambah sejak kelompok tersebut merebut el-Fasher. “
“Kami berhenti pergi ke ladang karena takut terjadi bentrokan,” ujarnya, dikutip dari The Guardian.
Seorang warga lainnya, yang berbicara secara anonim, juga melaporkan adanya peningkatan besar kendaraan militer dan senjata di barat dan selatan el-Obeid selama 2 pekan terakhir.
2. RSF juga lakukan pembantaian di Bara
Pekan lalu, Martha Pobee, asisten sekretaris jenderal PBB untuk Afrika, memperingatkan adanya kekejaman berskala besar dan pembalasan bermotif etnis yang dilakukan oleh RSF di Bara, kota di utara el-Obeid yang diklaim telah direbut oleh pasukan paramiliter tersebut pekan lalu.
Pobee juga menyoroti adanya adanya pola kekerasan seperti yang berlangsung di Darfur, di mana RSF dituduh melakukan pembunuhan massal, kekerasan seksual dan penculikan terhadap komunitas non-Arab setelah jatuhnya el-Fasher. Baik Darfur maupun Kordofan memiliki populasi besar dari komunitas non-Arab yang berbeda dari mayoritas Arab Sudan di negara itu.
Menurut laporan Al Jazeera pada Sabtu (1/11/2025), Mohammed Elsheikh, juru bicara Jaringan Dokter Sudan, mengatakan bahwa orang-orang yang melarikan diri dari Bara berada dalam kondisi kesehatan yang sangat buruk.
"Perjalanan jauh antara Bara ke kota el-Obeid, melalui jalan yang sangat tidak aman dan kondisi lingkungan yang sangat sulit. Kita berbicara tentang gurun, suhu sangat tinggi di siang hari dan cuaca sangat dingin di malam hari," kata Elsheikh.
3. Kelaparan mengancam Kordofan
Dilansir dari France24, Kordofan adalah wilayah kaya sumber daya yang secara administratif terbagi menjadi Kordofan Utara, Selatan dan Barat. Seiring dengan pergeseran medan pertempuran, kelaparan pun ikut menyebar.
Integrated Food Security Phase Classification (IPC) sebelumnya telah melaporkan adanya kelaparan di beberapa bagian Kordofan Selatan dan tiga kamp pengungsian di sekitar el-Fasher. Pada Senin, lembaga itu menyatakan bahwa kelaparan telah meluas ke dua wilayah lain di Sudan, termasuk el-Fasher dan kota Kadugli yang saat ini terkepung di Kordofan Selatan.
IPC juga melaporkan bahwa 20 wilayah lainnya di seluruh Darfur dan Kordofan kini berisiko mengalami kelaparan.
Perang saudara di Sudan, yang dipicu oleh perebutan kekuasaan antara militer Sudan dan RSF, meletus pada April 2023. Sejak itu, konflik ini telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa hampir 12 juta lainnya mengungsi, dan menciptakan krisis pengungsian dan kelaparan terbesar di dunia.



















