Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kominfo Pastikan Video Jokowi Pidato Berbahasa Mandarin Hoaks!

Presiden Jokowi saat berbincang santai sambil menyantap bakso dengan tim IDN Times di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (25/11/2022). (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel A. Pangerapan, menyampaikan bahwa video yang memperlihatkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pidato dalam bahasa Mandarin adalah suntingan yang menyesatkan alias hoaks.

"Video yang beredar tersebut disertai narasi 'Jokowi berbahasa Mandarin', itu hasil suntingan yang menyesatkan," kata dia seperti dikutip dari laman resmi Kominfo, Kamis (26/10/2023).

1. Terlihat Presiden Jokowi fasih berbahasa Mandarin

Presiden Joko Widodo (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Pada konten video yang terdapat dalam berbagai platform digital tersebut, terlihat Presiden Jokowi sedang menyampaikan pidato menggunakan bahasa Mandarin dengan lancar.

Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menjelaskan, dalam video yang sebenarnya di tautan https://usindo.org/gala/dinner-in-honor-of-president-joko-widodo/, Presiden Jokowi tidak menggunakan bahasa Mandarin saat pidato.

“Ini adalah bentuk disinformasi,” tegas Semuel.

2. Ada kesamaan dengan video lain

Ilustrasi hoaks (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Semuel, hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Kominfo, ditemukan kesamaan dengan video yang diunggah oleh kanal YouTube The U.S-Indonesia Society (USINDO) pada 13 November 2015 silam.

"Secara visual, video tersebut identik, tetapi telah disunting sedemikian rupa yang diduga memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) deepfake," jelas dia.

3. Masyarakat harus lebih berhati-hati

Presiden Joko Widodo Widodo membuka rapat koordinasi pengendalian inflasi 2023, di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis (31/8/2023) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Semuel juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat mendapatkan sebuah informasi, karena bukan tidak mungkin informasi yang tersebar merupakan hasil manipulasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Kominfo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi dan/atau diselewengkan, serta selalu merujuk sumber-sumber terpercaya seperti situs pemerintah dan/atau media yang kredibel," ujar dia lagi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fadhliansyah
EditorFadhliansyah
Follow Us